Dewi Irawan Beri Tutor Bikin Film Pendek Nasionalisme

0

PERAIH Piala Citra kategori pemeran pendukung wanita terbaik dalam film Sang Penari (2011), Dewi Irawan datang ke Banjarmasin. Aktris film 1980-an hingga 1990-an memberi tips bagaimana membuat sebuah film berkualitas dalam workshop BNPT Video Festival bertajuk “Di Bawah Sang Merah Putih” di Hotel Royal Jelita Banjarmasin, Rabu (5/7/2017).

PEMERAN utama wanita terbaik dalam film Tabula Rasa di Festival Film Indonesia 2014 ini mengajak para pelajar SMA, SMK dan MA yang ikut workshop untuk serius dan mendalam ketika membuat film pendek. Terkhusus,  dalam melawan radikalisme dan mengikis nilai-nilai nasionalisme dan wawasan kebangsaan.

Di samping Dewi Irawan, praktisi film Dyah Kusumawati juga memberi tips dalam membuat film pendek yang penuh pesan moral kepada para siswa. Menurut Dyah, sebuah film itu harus mengutamakan kekuatan pesan kepada penonton, apa yang ingin disampaikan. Teknik-teknik membuat film pun dibeber Dyah Kusumawati cukup panjang lebar.

Nah, kehadiran dua praktisi film itu diakui Sekretaris Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Kalimantan Selatan Noorhalis Majid, bisa memotivasi dan memberi wawasan kepada para pelajar dalam membuat film pendek untuk melawan aksi radikalisme, terorisme, menipisnya rasa kebangsaan dan toleransi yang melanda Indonesia kekinian.

“Nantinya, film pendek yang dibuat para pelajar SMA sederajat bisa diunduh di youtube. Film pendek ini menjadi alat sosialisasi dalam menangkal radikalisme dan intoleran,” ujar Noorhalis Majid kepada jejakrekam.com, Rabu (5/7/2017).

Dia berharap para pelajar yang selama ini menjadi incaran aktor radikalisme dan terorisme, bisa menjadi agen damai dalam menciptakan Indonesia yang lebih toleran. “Selama ini, kekerasan itu paling marak terjadi di dunia maya. Sementara, para pelajar sangat rentan dan akrab dengan dunia maya,” tutur Majid.

Menurutnya, bagi pelajar yang akrab dengan dunia informasi teknologi, tentu tak kesulitan dalam membuat film pendek dengan kecanggihan piranti dan gawai sekarang. “Ini merupakan tahun kedua pelaksanaan workshop kebangsaan semacam ini,” kata Kepala Perwakilan Ombudsman Kalsel ini.

Senada Majid, Kabid Pemuda dan Perempuan FKPT Kalsel Siti Khadijah mengakui pada tahun pertama, film pendek yang dihasilkan pelajar Kalsel belum menembus jawara nasional. “Setelah dievaluasi, ternyata mereka belum dibekali ilmu dan teknik pembuatan film pendek. Makanya, lewat workshop ini, mereka bisa diajarkan bagaimana membuat film pendek yang berkualitas itu,” ucap Khadijah.

Wanita yang aktif di Nahdlatul Ulama (NU) Kalsel mengakui nilai-nilai dan wawasan kebangsaan di tengah pelajar cenderung menurun. Makanya, lewat tema “Di Bawah Sang Merah Putih”, para pelajar Kalsel bisa membuat film pendek berkualitas. “Silakan mereka menggarap ide dari imajinasinya atau berdasar realitas yang ada di tengah masyarakat. Terpenting, pesan yang disampaikan itu benar-benar mengena dan berkesan bagi para penonton,” tutur tenaga pendidik ini.

Dia mengatakan sedikitnya ada 35 sekolah di Banjarmasin yang dilibatkan dalam pembuatan film pendek yang akan dilombakan pada Oktober 2017 dan pengumuman pemenang oleh BNPT diumumkan pada November 2017 mendatang. “Film pendek yang dibuat itu berdurasi 5 menit. Silakan mereka menggunakan alat digital tercanggih atau lewat handphone. Terpenting adalah film pendek itu merupakan garapan para pelajar tersebut,” tandasnya.(jejakrekam)

Penulis : Didi G Sanusi

Editor   : Didi G Sanusi

Foto     : Didi G Sanusi

 

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.