Pemilihan Dekan FISIP Demokratis? Ini Kata Para Mahasiswa

0

KISRUH pemilihan Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Lambung Mangkurat pada 2017 ini, diprediksi bakal berakhir deadlock. Ini setelah, kubu para pendukung DR Budi Suryadi yang dikalahkan dengan ‘hak veto’ Rektor ULM Prof DR Sutarto Hadi ternyata memenangkan pesaingnya, Prof DR Asmu’i dikabarkan tak mau meneken berita acara hasil pemilihan dekan.

AWALNYA, pada pemilihan anggota senat FISIP ULM pada Jumat (19/5/2017) , Budi Suryadi yang merupakan doktor jebolan Universitas Airlangga Surabaya ini meraih 7 suara. Sedangkan, pesainnya, Prof DR Asmu’i hanya bermodal 4 suara, sisanya abstain. Begitu 6 suara diarahkan Prof DR Sutarto Hadi kepada dosen senior di kampsu FISIP itu, Prof Asmu’i mengalami peningkatan jadi 11 suara. Sedangkan, Suryadi dapat tambahan satu menjadi 8 suara, dan DR Mukhtar Sarman tak kebagian suara.

“Saya rasa yang terjadi dalam pemilihan Dekan FISIP itu bisa dilihat dari dua sisi. Satu, Pak Budi Suryadi memang seorang figur yang paling diinginkan Senat Fakultas. Artinya, secara internal paling diinginkan,” kata Hariansyah, mahasiswa Ilmu Pemerintahan FISIP ULM kepada jejakrekam.com, Rabu (24/5/2017).

Hanya saja, menurut dia, Rektor ULM juga memiliki hak suara mencapai 30 persen dari total suara yang diperebutkan dalam rapat pemilihan Dekan FISIP. “Saya rasa hal itu juga berkaitan dengan hak prerogative seorang pimpinan kampus. Namun, alangkah baiknya jika keinginan mayoritas anggota Senat Fakultas menginginkan Pak Budi Suryadi, seharusnya juga turut menjadi pertimbangan seorang rektor,” ucap Hariansyah.

Pendapat yang berbeda disuarakan Ikhsan Nugraha. Ketua BEM FISIP ULM ini melihat justru yang terjadi adalah kontestasi yang mengejutkan bagi semua pihak.  “Ini merupakan bentuk proses politik yang berlangsung di dalam kampus yang mengajar ilmu politik. Kami berharap apapun hasil dari pemilihan Dekan FISIP, semua pihak harus menghormatinya,” kata Ikhsan Nugraha.

Ia menegaskan arus dukungan mahasiswa tentu akan berpihak terhadap sebuah proses pemilihan yang berdasar koridor yang berlaku. Ikhsan menegaskan mahasiswa tak ingin terjadi hubungan yang tak baik antar insan akademis di kampus. “Semua orang punya hak suara dan tentu akan menggunakan hak suaranya itu. Seiring itu pula akan terjadi dinamika. Akan semakin lumrah, karena bersifat kerahasiaan tentu akan terjadi perubahan,” ucapnya.

Ikhsan  justru melihat pemilihan Dekan FISIP ULM itu jelas-jelas sangat demokratis. Artinya, menurut dia, tidak ada tekanan atau mobilisasi dalam memilih dari tiga kandidat yang ada, Prof Asmui, DR Budi Suryadi dan DR Mukhtar Sarman. Bagi Ikhsan, pemilihan pemimpin di kampus jingga ini justru terus mengalami perkembangan ke arah yang lebih baik.(jejakrekam)

Penulis   : Ahmad Husaini

Editor     :  Didi G Sanusi

Foto        :  FISIP ULM

 

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.