Tiap Hari, Serangan Demam Berdarah Mulai Merebak di Kabupaten Banjar

0

PULUHAN anak dari keluarga miskin terserang deman berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Banjar. Mereka pun berharap agar Pemkab Banjar segera turun tangan dan membantu dalam  pelayaan kesehatan gratis.

TERCATAT hampir tiap hari, penderita DBD di Kabupaten Banjar, terus bertambah. Khusus di Kecamatan Sungai Tabuk,menurut laporan petugas di Puskesmas Sungai Tabuk, sudah lebih 20 anak penderita DBD, yang mendapat perawatan intensif. Dalam sehari, ada 2 sampai 3 anak yang diduga terserang DBD.

Pada Rabu (14/11/2018), Puskesmas Sungai Tabuk terpaksa mengirim dua anak penderita DBD ke RSUD Ratu Zalecha, Martapura. Ini dikarenakan kondisi korban sudah memprihatinkan. Kedua anak ini terpaksa diangkut dalam satu mobil ambulance, akibat keterbatasan sarana yang tersedia dan harus dirujuk ke RSUD Ratu Zalecha.

Kedua anak penderita DBD dari keluarga tidak mampu tersebut adalah Anisa Rahmadani (12 tahun) dari Desa Sungai Tabuk Kota,  dan Yaumal Dwi Sparingga (13 tahun) Warga Desa Pejambuan.

Fahmi Rosadi (48 tahun) orangtua dari Anisa Rahmadani mengatakan anaknya Anisa sudah beberapa hari, mengalami panas yang tidak turun-turun. Setelah diperiksa di puskesmas, dinyatakan positif terserang DBD. Padahal, kata Fahmi, sebelumnya anak sulungnya juga pernah terkena DBD.

“Untuk kakaknya, Anisa, saya berusaha dengan dana seadanya. Saya tak berdaya lagi, untuk pengobatan Anisa lebih lanjut karena hanya memiliki kartu Jamkesda. Semoga bisa dibantu Pemkab Banjar di RSUD Ratu Zalecha,” tutur Fahmi Rosadi kepada jejakrekam.com di Martapura, Rabu (14/11/2018).

Terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Banjar Ikhwansyah membenarkan, bahwa telah DBD telah menyebar di beberapa titik di Sungai Tabuk. Menurut Ikhwansyah, berdasarkan laporan Kepala Puskesmas Sungai Tabuk, ada 10 orang penderita yang telah ditangani.

Ikhwansyah juga mengungkapkan pihaknya turun ke lapangan untuk mengantisipasi merebaknya penyakit DBD. Langkah yang dilakukan di antaranya melakukan fogging di titik yang diduga tempat berkembang biaknya nyamuk penyebab DBD.

“Langkah yang penting adalah peran serta masyarakat langsung, yakni dengan membersihkan sarang tempat berkembang biaknya nyamuk  penyebar DBD. Fogging saja hasilnya tidak maksimal, justru bisa membuat nyamuk kebal,” jelasnya.

Ia berharap keterlibatan masyarakat dalam membersihkan lingkungan semakin meningkat, sehingga penularan DBD dapat dihindari sekecil mungkin. Selain itu, menurut Ikhwansyah, peran serta aparat desa untuk turut menyampaikan pentingnya kebersihan lingkungan guna menghindari penularan DBD.

Mengenai anak penderita yang miskin atau kurang mampu, Kadis Kesehatan Banjar ini menjamin Pemkab Banjar akan memberikan layanan yang mampu diberikan.

“Melayani warga yang sakit sudah menjadi tanggungjawab bersama, termasuk pemerintah daerah. Jadi jangan khawatir silakan berobat,” pungkasnya.(jejakrekam)

Penulis Syahminan
Editor Didi GS

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.