Umat Islam Harus Bersatu Lawan Ketidakadilan

0

H ZULFAKAR Ali Lc mengaku prihatin dan resah dengan mudahnya muslim diadudomba, khususnya kabar-kabar dari media sosial yang tidak bisa dibuktikan kebenarannya.

KERESAHAN itu diungkapkan Zulfakar saat mengisi pengajian rutin di Masjid Hasanuddin Madjedie, Banjarmasin, Sabtu (17/2/2018). Ia mencontohkan, banyak potongan-potongan penceramah yang dimanipulasi, yang mengakibatkan arti yang berbeda dari materi ceramah yang sebenarnya.

“Kita dibuat tidak nyaman oleh sebaran informasi tidak benar di sosial media. Ceramah para ustad terkenal, materinya dipotong-potong, sehingga ada kesan saling menyalahkan antar ustad, sehingga membuat umat kebingungan,” ucap Zulfakar.

Parahnya, menurut Zulfakar, tokoh pemersatu umat yang mempunyai potensi penggerak massa malah dibidik sedemikian rupa dengan berbagai cara, yang diduga berasal dari kekuatan di balik penguasa saat ini.

Zulfakar menyebutkan, tokoh-tokoh tersebut, antara lain Habib Rizieq Shihab dari Front Pembela Islam. Ustad Felix Siauw dari Hizbut Tahrir Indonesia (HTI), Ustad Abdul Somad dari kalangan Nahdlatul Ulama (NU), dan Ustadz Adi Hidayat dari Muhammadiyah.

Ia menegaskan, usai gerakan 212, ada kalangan yang merasa gerah ketika umat Islam merapatkan barisan. “Sehingga para tokoh pembangkit umat telah dibidik dengan bermacam alasan,” tegas Zulfakar.

Zulfakar heran dengan perbedaan sikap penguasa terhadap para ulama atau ustad yang sering membuat umat Islam resah. Padahal ceramah-ceramah yang disampaikan tidak jarang mengundang ketidaknyamanan dari umat Islam.

“Apakah pernah ulama atau ustad yang sering membikin tidak nyaman umat juga dibidik? Nyatanya tidak pernah. Walau ada yang diproses, hal itu hanya karena sudah banyaknya desakan yang berdatangan. Mereka tidak diusik, karena ceramahnya yang menguntungkan secara politik. Ada kekuatan minoritas di balik penguasa saat ini, yang membuat umat mayoritas tidak kompak,” tegasnya.

Menurutnya, perhatian penguasa ini terlihat jelas, dengan bedanya sikap atas kejadian beberapa wakti terakhir, di mana ada penganiayaan hingga pembunuhan menimpa ustad dan ulama, yang hanya disebut kriminal biasa, bahkan pelakunya dianggap orang gila, sehingga tidak bisa dipidana. “Sementara, saat penyerangan tempat ibadah lain, malah dianggap aksi teroris,” ucapnya.

Zulfakar mengajak seluruh umat Islam agar bersatu dan merapatkan barisan, layaknya kebersamaan dalam shalat berjamaah, tanpa memandang perbedaan golongan atau kelompok. “Kita harus membangun kesadaran bersama menuju kebangkitan umat Islam,” pungkasnya.(jejakrekam)

Penulis : Asyikin

Editor   : Andi Oktaviani

Foto     : Asyikin

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.