Kerbau Rawa Banyak Mati, Pemkab HSU Harus Bertindak

0

HAMPIR empat bulan ini, para peternak kerbau rawa di 7 desa berada di Kecamatan Paminggir, Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU), merasa was-was. Ini setelah, banyak kerbau rawa yang dikenal dengan sebutan hadangan itu yang mati mendadak. Tanda-tandanya, kerbau rawa seperti mengalami diare dan lainnya yang mengeluarkan cairan kuning, hingga lemas dan mati.

WARGA Desa Sapala, Kecamatan Paminggir, Taufikurrahman pun mengakui banyak kerbau rawa yang sudah mati sejak empat bulan terakhir ini, akibat terserang penyakit yang belum diketahui penyebabnya.  Ketakutan ini juga dirasakan para peternak kerbau rawa di Desa Sapala dan desa lainnya di Kecamatan Paminggir.

“Kami takutnya, penyakit ini bisa menular dari satu kerbau rawa yang sakit ke kerbau rawa yang masih sehat. Kekhawatiran kami juga jika nantinya kerbau rawa ini dipotong, lalu dagingnya dikonsumsi manusia justru bisa terjangkit penyakit,” ucap Taufik saat dikontak jejakrekam.com, Minggu (17/12/2017).

Menurutnya, warga 7 desa pun mendesak agar Pemkab HSU, khususnya dinas terkait untuk segera terjun ke lapangan meneliti penyebab matinya kerbau rawa tersebut. Terutama, bisa mengambil sampel air, rumput, dan tanah serta penelitian menyeluruh, sehingga bisa diketahui jelas apa yang menjadi penyebabnya. “Jangan sampai, justru akan makin berkembang dugaan-dugaan yang tak benar. Ini pentingnya, agar aparat Pemkab HSU segera turun ke lapangan,” ucapnya.

Masih menurut Taufik, masalah kerbau rawa yang sudah menerabas padang atau rawa yang terendam merupakan hal yang biasa. “Cuma sekarang, kejadian semacam ini membingungkan kami. Apalagi, masalah pengobatan bagi kerbau rawa belum ditemukan obat yang pas,” katanya.

Senada Taufik, Direktur Eksekutif Walhi Kalsel, Kisworo Dwi Cahyono yang menjadi pendamping warga peternak kerbau rawa mengakui kekhawatiran atas banyaknya hadangan yang mati sangat beralasan.

“Sebab, sudah berbulan-bulan kejadiannya. Ya, sekitar empat bulan belakangan. Sampai saat ini belum diketahui penyebab pastinya, terlebih kabarnya vaksin itu dibuat khusus, karena daerah lain tak pernah mengalami kejadian kematian massal kerbau rawa ini,” ujar Kisworo.

Terpisah, Wakil Bupati HSU Husairi Abdi memastikan akan segera berkoordinasi dengan dinas terkait, begitu mendapat informasi soal kematian kerbau rawa akibat penyakit mirip diare yang mengeluarkan cairan berwarna kuning, dari video yang diunggah di media sosial.

“Saya akan secepatnya meminta agar dinas terkait segera turun ke lapangan. Ya, setidaknya hal ini memang perlu ditangani cepat,” ucap Husairi, ketika ditemui jejakrekam.com, seusai mengikuti peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW yang digelar Kerukunan Mahasiswa HSU Banjarmasin di Aula Pascasarjana UIN Antasari Banjarmasin, Minggu (17/12/2017).(jejakrekam)

Penulis : Asyikin

Editor   : Didi GS

Foto     : Istimewa

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.