Ujian Naik Kelas, SMP Al Mazaya Islamic Sudah Terapkan Berbasis IT

0

JIKA selama penerapan ujian akhir nasional berbasis komputer di SMA dan SMP sederajat, mungkin sudah biasa. Namun, ada yang berbeda dengan SMP Al Mazaya Banjarmasin. Sekolah unggulan di ibukota Provinsi Kalimantan Selatan ini justru menerapkan ujian kenaikan kelas berbasis komputer dengan aplikasi khusus.

KONSULTAN SMP Al Mazaya Emon Rahadiman MSC yang juga berasal dari Global Mandiri Fartner Ship menilai apa yang diterapkan di sekolah ini sudah terbilang maju. “Aplikasi ini sangat baik kami terapkan, sebab terhindar anak untuk meniru setiap pekerjaan mata pelajaran, bahkan anak-anak tahu persis akan kemampuan secara mendetail,” ucap Emon Rahadiman, didampingi Kepala SMP Al Mazaya Muhdar kepada jejakrekam.com, Kamis (18/5/2017).

Emon menjelaskan program berbasis komputer, tidak hanya ujian nasional seperti sekolah-sekolah yang ada di Kalimantan Selatan, namun SMP Al Mazaya justru menggunakannya ketika ujian tengah semester (UTS), ujian akhir sekolah (UAS) hingga ujian kenaikan kelas. “Kini SMP Al Mazaya telah memiliki 143 anak terdiri 6 kelas, masing-masing kelas 25 siswa, dengan total 10 pelajaran. Kami telah menyiapkan sarana, aplikasi, selama 6 bulan dan aplikasi berbasis IT sudah dua kali diterapkan di Al Mazaya,” kata Emon.

Ia mengaku mengaku optimistis anak-anak familiar dengan tablet, dan semua pelajaran pakai e-books, ditunjang fasilitas terbaik.”Kami yakin persiapan terbiasa sehari-hari pada anak-anak, tentu sangat menguntungkan bagi siswa,” katanya.

Untuk menindaklanjuti agar mereka tetap bisa bersekolah yang memiliki teknologi, Emon menambahkan maka pihaknya telah membuka jenjang menampung siswa yang serupa. “Program berbasis IT ini sangat memuaskan pendidikan siswa, dan 100 persen mampu mampu menggunakan berbasis aplikasi IT secara benar,” tandasnya.

Sementara itu, Kepala SMP Al Mazaya Muhdar mengatakan, program berbasis IT membantu anak-anak serta para guru dengan aplikasi khusus. “Tidak lagi menghamburkan kertas, dan guru bisa langsung melihat nilai dengan terintegrasi semua rekaman. Jadi, jika ada nilai rendah, maka bukan sistem, melainkan anak sendiri yang kurang belajar,” kata Muhdar

Sebaliknya, beber dia, jika ada tablet bermasalah maka dipersilahkan siswa membawa laptop, yang terkoneksi, dan menjangkau semua ruangan aplikasi khusus. “Para ahli sudah beberapa kali mengunjungi SMP Al Mazaya seperti Australia, Jepang, dan lainnya. Dan, SMP Al Mazaya masih memiliki 19 guru/tenaga pengajar dari lulusan berbagai universitas,” tuturnya.

Terkait pembelajaran ke luar negeri oleh siswa SMP Al Mazaya, Emon menambhakan sebuah program yang diarahkan untuk anak-anak, seperti tahun 2016 pada angkatan pertama sebanyak 25 siswa belajar ke Malaysia dan Singapura selama 9 hari. Sedang tahun 2017, diarahkan ke Singapura dan Australia, namun dipilih salah satu dari kedua negara itu, mulai belajar bahasa Inggris, dan kultur negara tersebut. “Tentu, pembelajaran ke luar negeri menumbuhkan kebanggaan dalam semngat belajar, agar termotivasi, hingga sukses,” ujarnya.

Begitupula, Ketua Yayasan Insan Cendekia H Taufik Hidayat mengatakan pembelajaran ke luar negeri bagi siswa yang tidak mampu disiasati dengan diberi jaminan beasiswa, tanpa dipungut biaya mulai paspor hingga persiapan lainnya. Ia  sangat berterima kasih dengan dukungan dan bantuan  Pemprov Kalsel dan Pemkto Banjarmasin, sehingga pendidikan di SMP Al Mazaya mampu berkualitas yang tinggi.”Pemerintah harus dapat memajukan sekolah swasta, termasuk ketika  penerimaan siswa baru SMP/SMK/SMA sehingga muncul kompetisi yang baik,” imbuhnya.(jejakrekam)

Penulis  : Afdi NR

Editor   : Afdi NR

Foto     :  Afdi NR

 

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.