Tiru Bank Aceh dan NTB, Dorong Bank Kalsel Menjadi Bank Syariah

0

POTENSI operasional bank syariah murni di Kalimantan Selatan dinilai cukup besar untuk menjadi pangsa pasar bisnis perbankan. Hal ini didorong adanya unit usaha Bank Kalsel Syariah yang sudah dijalankan PT Bank Kalsel yang dulunya bernama Bank Pembangunan Daerah (BPD) Kalsel itu.

UNTUK mengukur potensi pasar bagi Bank Kalsel menjelma menjadi bank syariah, bukan lagi bermain di tataran bank konvensional digelar Diskusi Nasional yang menghadirkan dua pembicara kunci, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas, Bambang Brodjonegoro serta Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB), DR TGH Muhammad Zainul Majdi, serta praktisi ekonomi syariah dan perbankan di Mahligai Pancasila, Sabtu (1/4/2017).

Sayangnya, Bambang Brodjonegoro yang juga Ketua Ikatan Ahli Ekonomi Indonesia sedianya hadir ke diskusi nasional itu, terkendala. Mantan Menteri Keuangan RI ini harus mengikuti agenda rapat penting di Istana Presiden, sehingga mengirim Bambang Alamsyah yang merupakan pengurus IAEI Pusat diutus datang. Sedangkan, Gubernur NTB Muhammad Zainul Majdi juga berhalangan hadir karena harus menemani Presiden RI Joko Widodo di Mataram. Gubernur NTB ini pun mengutus salah satu komisaris Bank NTB untuk datang ke Banjarmasin.

Apa yang ingin dicapai dalam diskusi nasional ini? Ketua DPW Ikatan Ahli Ekonomi Islam (IAIE) Kalimantan Selatan, DR Muhaimin MA mengungkapkan acara ini dimaksudkan agar menjaring dan mengumpulkan pemikiran awal sebagai usulan kepada Pemprov Kalsel serta pemerintah kabupaten dan kota yang menjadi pemilik saham Bank Kalsel.

“Kami menginginkan agar Bank Kalsel dikonversi dari bank umum atau konvesional menjadi bank syariah. Dari diskusi nasional ini diharapkan bisa tercetus ide-ide atau gagasan brilian dalam menyambut penerapan bank syariah hingga 2023 nanti,” ujar Muhaimin kepada wartawan di Banjarmasin, Sabtu (1/4/2017).

Menurutnya, berkaca dari Bank Aceh, sejak 2008 tercatat market share (pangsa pasar) bank syariah tidak pernah bertengger di atas 5 persen. “Namun, begitu Bank Aceh pada 2016 lalu telah meng-konversi dari bank umum menjadi bank syariah, maka pertumbuhan market share menjadi naik dari 4,81 persen menjadi 5,13 persen. Ini membuktikan bahwa pertumbuhan bank syariah di Indonesia cukup menggembirakan dan menjanjikan,” kata Muhaimin.

Anggota Dewan  Pengawasan Bank Kalsel Syariah ini mengungkapkan rencananya pada 2018 ini, giliran Bank NTB yang menjelma menjadi bank syariah, sehingga akan kembali mendongkrak market share yang ada.  “Konsep perbankan syariah ini sebetulnya berasal dari ajaran syariat Islam. Makanya, kami salut dengan keberanian Bank NTB menjadi bank syariah atas dasar keimanan,” tutur Muhaimin.

Namun, beber dia, hal itu tak cukup hanya berdasar pada keimanan, namun harus ditopang pengkajian, riset dan migitasi risiko jika menerapkan sistem perbankan syariah karena harus bersaing dengan bisnis perbankan konvesional.  “Saat ini, untuk Bank Kalsel hanya membentuk unit usaha bank syariah dengan modal yang sangat kecil. Ya, berkisar Rp 250 miliar, sedangkan Bank Kalsel sistem konvensional mencapai Rp 1,3 triliun. Sementara, aset yang dimiliki Bank Kalsel Syariah hanya Rp 800 miliar, jauh lebih besar bank induknya mencapai Rp 13,4 triliun,” beber Muhaimin.

Nah, masih menurut dia, dengan adanya amanat UU Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah, maka sejak 15 tahun ke depan harus berlaku pemisahan (spin off) bagi bank konvensional yang memiliki unit usaha bank syariah. “Ini artinya, pada 2023, semua bank-bank konvensional termasuk Bank Kalsel harus memberlakukan pemisahan unit usaha bank syariah menjadi bank tersendiri. Makanya, untuk menyambut hal itu, kami menyarankan kepada para pemilik saham Bank Kalsel seperti gubernur, bupati dan walikota yang ada di Kalimantan Selatan lebih baik mengkonversi menjadi bank syariah,” katanya.

Mengapa? Dosen Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam ini menegaskan saat ini nasabah baik bank konvensional maupun syariah justru hanya terpola pada yang sama. “Jadi, lebih baik Bank Kalsel meniru langkah yang diambil Bank Aceh dan Bank NTB yang murni menjadi bank syariah,” imbuh Muhaimin.(jejakrekam)

Penulis   : Didi G Sanusi

Foto       : Didi G Sanusi

 

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.