Laung Bahenda, Simbol Perlawanan Dayak Bakumpai

0

AKSI puluhan warga Desa Jambu Baru, Kecamatan Kuripan mengenakan laung kuning (bahenda) khas Dayak Bakumpai, tak boleh dipandang sebelah mata. Simbol ini sudah dipakai saat melawan penjajah Belanda, hingga pasca perang kemerdekaan. 

LAUNG bahenda merupakan simbol perlawanan warga Desa Jambu Baru yang kebanyakan dihuni etnis Dayak Bakumpai, ketika desa hendak dijamah ekspansi perkebunan sawit PT Tasnia Agro Lestari, yang berlaku dalam sepekan ini.

“Gerakan protes yang menggunakan simbol identitas Bakumpai laung bahenda, tidak bisa kita anggap remeh. Sebab laung bahenda merupakan simbol membangkitkan semangat sekaligus solidaritas sesama ije lebu (satu desa) dan sesama uluh itah (etnis),” ucap antropolog FISIP Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Banjarmasin, Setia Budhi kepada jejakrekam.com di Banjarmasin,  Rabu (24/7/2019).

BACA : Tolak Sawit, Pakai Laung Kuning, Warga Desa Jambu Baru Datangi DPRD Batola

Doktor antropolog jebolan Universitas Kebangsaan Malaysia ini mengungkapkan laung bahenda merupakan simbol untuk mempersatukan masyarkat masyarakat dalam gerakan protes dan perjuangan.

“Mesti harus dicermati dengan cepat, baik oleh perusahaan maupun pemerintah daerah Batola, sebab gerakan laung bahenda ini bisa memberikan efek domino bagi daerah lain,” tegas Kepala Prodi Ilmu Sosiologi FISIP ULM ini.

BACA JUGA : Sekelumit Kisah Penghukuman Panglima Batur dari Koran De Preanger-Bode

Terpisah, sejawaran FKIP ULM Yusliani Noor mengungkapkan laung kuning sebagai simbol perlawanan sudah dikenal lama bagi masyarakat Daerah Aliran Sungai (DAS) Barito Raya.

“Perjuangan pasukan laung bahenda di DAS Barito memang sudah dikenal semenjak era perlawanan penjajahan Belanda, termasuk era Netherlands-Indies Civil Administration (NICA) dan pasca kemerdekaan pada tahun 1945-1949,” tutur Yuslian Noor.

Ia menganggap simbol perlawanan warga Desa Jambu Baru dengan mengikat laung bahenda di kepala, tidak bisa dianggap remeh. Sebab, gerakan laung bahenda merupakan gerakan yang bisa berpotensi membesar karena menggunakan simbol-simbol identitas.(jejakrekam)

Penulis Ahmad Husaini
Editor Didi GS

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.