Biaya Operasional Tak Sebanding Pendapatan, BTS Merugi Hingga Puluhan Miliar

1

MODA transportasi Buy The Service (BTS) saat ini cukup menjadi idola bagi masyarakat Banua. Pasalnya, selain harga yang terjangkau dengan deretan kursi yang tertata rapi, para penumpang juga dijamin tak kepanasan karena angkutan ini sudah dilengkapi dengan air conditioner (AC).

DENGAN segala fasilitas yang nyaman tersebut, ternyata membuat biaya operasional BTS ini menjadi sangat besar dan tak sebanding dengan pendapatan yang diterima sehingga boleh dikatakan terus merugi.

“Biaya operasional mencapai Rp 60 miliar per tahun. Sedangkan pendapatan hanya Rp 5 miliar,” ucap Kepala Dinas Perhubungan Kalsel, M Fitri Hernadi kepada wartawan, di sela rapat kerja dengan Komisi III DPRD Kalsel, Selasa (18/7/2023), di Banjarmasin.

BACA : Bus Tayo Diminati, Kemenhub Tambah Lima Unit Untuk Koridor Martapura-Liang Anggang

Iapun menyebut, tarif yang dikenakan hanya sebesar Rp 6 ribu per orang, sedangkan mahasiswa/pelajar Rp4 ribu per orang. “Jelas ini tidak mampu menutupi biaya operasional, yang hingga kini masih disubsidi,” tambahnya.

Namun demikian, kata dia, biaya operasional selama ini ditanggung Kementerian Perhubungan RI, sehingga pelayanan kepada masyarakat tetap dilaksanakan.

“Rencananya, Kementerian Perhubungan akan menyerahkan paling tidak satu koridor kepada Pemprov Kalsel pada 2024 mendatang,” ungkap Fitri.

BACA JUGA : Trayek Angkut Direbut Bus Banjarbakula, Organda Banjarbaru Protes Dishub Kalsel

Ia menyebut, BRT kini melayani empat koridor dengan belasan armada, yakni koridor 1 melayani rute dari terminal Gambut Berkat hingga ke O Kilometer di siring Sudirman Banjarmasin.

Sedangkan koridor 2 melayani rute dari Terminal Gambut Barakat hingga ke Simpang 4 Banjarbaru.
Selanjutnya koridor 3 di Terminal km 6 Banjarmasin dengan rute hingga ke Jalan Trans Kalimantan Handil Bakti, Kabupaten Barito Kuala.

Terakhir koridor 4 dari Terminal Gambut Barakat hingga Kantor Kecamatan Bati-Bati, Kabupaten Tanah Laut.

BACA LAGI :  Program Trans Banjarbakula Gol di Kemenhub, 75 Bus Baru Segera Mengaspal di Kalsel

Kendati demikian, operasional BTS harus tetap dilaksanakan, sebagai bentuk pelayanan kepada masyarakat sekaligus membiasakan masyarakat menggunakan angkutan massal.

“Kita harus merubah maindset masyarakat agar terbiasa menggunakan angkutan umum,” ujar Fitri.

Apalagi keberadaan angkutan ini sangat diminati masyarakat, mengingat load factor mencapai 62 persen pada saat jam kerja dan kosong.Jauh lebih tinggi dibandingkan 10 provinsi lain yang mendapatkan bantuan BTS.

“Kalsel menempati urutan kedua, hanya kalah dengan Bogor, yang merupakan kota pelajar dan terbiasa menggunakan angkutan umum,” jelasnya.(jejakrekam)

Penulis Ipik G
Editor Fahriza
1 Komentar
  1. Syaf berkata

    Pelayanan kepada masyarakat tidak harus melihat untung rugi secara material.
    Program baik ini mesti dilanjutkan dan ditambah koridor 2 baru. Seperti Martapura – Bati-bati, Km. 0 – Martapura, dll.

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.