Foto : Arpawi
BEBERAPA hasil survei, salah satunya Indo Barometer, menyimpulkan kebanyakan responden memilih Jokowi ketimbang Prabowo di Pilpres 2019.
KOORDINATOR Presidium Jaringan Demokrasi Indonesia (JaDI) Kalimantan Selatan Samahuddin Muharram menyatakan, tim pasangan calon harus menjaganya dengan melakukan analisis. Dalam artian, posisi survei sudah memenangkan.
Misalnya, Kubu pendukung 01 Jokowi-Ma’ruf Amin mesti mempertahankan posisinya. Bukan malah melakukan serangan-serangan pada pihak lawan, yakni pasangan 02 Prabowo-Sandi. “Semestinya, petahana ini adalah posisi yang harus bertahan dan di situ strateginya,” katanya.
Menurutnya, beda halnya dengan penantang. Jika diibaratkan pemain bola memang harus menyerang. “Kalau bertahan, tentu tak bisa,” ujarnya.
Menurutnya, apa yang dilakukan oleh survei itu, tentunya petahana harus membangun argumentasi berdasar data dan fakta. Sebab, sang lawan akan menghantam posisi kekurangan petahana.
Ambil contoh, memanfaatkan situasi saat ini dengan menggaet kaum milenial dan emak-emak. Apalagi menurutnya, survei yang dilakukan pada menengah ke atas itu cenderung memilih ke Prabowo.
Bagi dia, potensi pemilih kelas menengah punya otoritas untuk mempengaruhi pemilih ditingkat bawah. “Ini yang bahaya. Di saat 01 euforia, bisa saja operasi senyap dilakukan oleh tim paslon 02,” ucapnya.
Apalagi kalangan menengah ini memiliki otoritas tanpa perlu dibiayai dan tingkat elektualnya tinggi, sehingga bisa mempengaruhi masyarakat menengah ke bawah. “Bisa jadi dengan cara terkait keburukan dari petahana,” pungkasnya.(jejakrekam)