Melawan Lupa, Aksi Teatrikal Mahasiswa Uniska Mengenang 21 Tahun Jumat Kelabu

0

RATUSAN nyawa melayang, terbakar dan menjerit di masa terakhir kampanye Pemilu 1997 di Banjarmasin. Ya, aksi kerusuhan massal pada Jumat Kelabu 23 Mei 1997 menyisakan trauma yang mendalam di segenap warga ibukota Provinsi Kalimantan Selatan.

DITILIK dari skala kerusuhan dan jumlah korban serta kerugiannya, peristiwa Jumat Kelabu ini termasuk salah satu yang terbesar dalam sejarah Orde Baru. Namun, akibat ketertutupan pemerintah di era Soeharto berkuasa, tidak ada laporan yang akurasinya bisa dipercaya penuh mengenai apa yang sesungguhnya terjadi dilapangan.

Agar tak hilang dalam memori ingat, mahasiwa Universitas Islam Kalimantan (Uniska) Muhammad Arsyad Al Banjari dari Sanggar Titian Barantai  pun menghelat aksi teatrikal untuk menolak lupa terhadap politik yang bisa membawa korban manusia.

Mahasiswa lintas fakultas yang berpusat di Jalan Adhyaksa Banjarmasin ini sebelumnya menggelar aksi kritik ala seniman jalanan itu. Mereka juga melakoni aksi serupa di perempatan Hotel A, Jalan Lambung Mangkurat-Pangeran Samudera Banjarmasin.

Usai menggelar aksi yang pernah menjadi sentral massa saat membakar Hotel Kalimantan, mahasiswa melanjutkan dengan long march menuju perempatan Jalan Pasar Baru. Mereka pun juga melancarkan aksi teatrikal yang berdekatan dengan Pasar Wadai Ramadhan.

“Aksi menolak lupa tragedi Jumat Kelabu ini bertujuan untuk mengingatkan dan memberitahukan kepada warga bahwa 21 tahun silam di Banjarmasin pernah terjadi tragedi yang sangat memilukan,” ujar Ketua Umum STB Uniska Liko Anshori.

Untuk itu, Liko bersama anggotanya mengajak seluruh lapisan masyarakat agar bisa menjaga keamanan dan kondusivitas kota Banjarmasin. Liko menjelaskan  ada perubahan rute dibanding tahun sebelumnya dari perempatan Jalan Pangeran Samudera menuju Mitra Plaza yang kini dialihkan ke perempatan Jalan Pasar Baru.

“Karena sasaran kita adalah masyarakat, makanya pada momen bulan suci ini kami alihkan ke Bundaran Adipura karena berdekatan dengan Pasar Wadai Ramadhan,” katanya.

Mahasiswa Fakultas Ekonomi Uniska ini berharap kegiatan ini bisa menjadi pemicu kepada warga sesuai untuk mengingatkan bahwa Banjarmasin pernah terjadi. “Tentunya saya menginginkankota ini selalu aman, damai dan tenteram,” tandas Liko.(jejakrekam) 

Penulis Arpawi
Editor DidI GS

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.