Solar Bersubsidi Menghilang? Para Sopir Truk Terpaksa Harus Antre Panjang

0

KALIMANTAN Selatan sepertinya mengalami darurat solar. Bahan bakar minyak (BBM) ini dikeluhkan para sopir truk dan mobil bermesin diesel, karena diduga mengalami kelangkaan belakangan ini. Jika pun solar ada, para sopir pun terpaksa harus antre beberapa jam di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) yang ada di Kalimantan Selatan.

PASOKAN solar yang sangat terbatas ini benar-benar merepotkan para sopir, terutama untuk bahan bakar angkutan barang dan orang. Sebagian sopir mengungkapkan untuk mendapatkan solar, maka harus antre cukup lama. Hal ini makin menandakan bahwa stok solar di SPBU sangat terbatas. “Bahkan, ada beberapa SPBU juga menutup cepat, karena solar dikatakan sedang habis,” ucap seorang sopir kepada jejakrekam.com, Selasa (24/4/2018).

Hingga para sopir menduga solar bersubsidi yang didistribusikan ke sejumlah SPBU di Kalsel, banyak dilarikan ke industri. Hal ini dipicu adanya disparitas atau perbedaan harga yang cukup mencolok, antara BBM bersubsidi dan non bersubsidi.

“Memang banyak SPBU yang menjual solar bersubsidi. Namun, sulit untuk mendapatkannya. Makanya, banyak SPBU yang buka hanya sebentar, begitu solar itu habis langsung menutup,” ucap Amar Isar, sopir truk pengangkut tanah dan pasir ini.

Dia mengaku sering melihat ada truk tangki Pertamina yang memasok solar ke SPBU. Namun, kata Amang Isar, begitu sampai ke SPBU, selalu dikatakan habis. “Kalau dihitung, bisa sampai 10 truk yang mengisi ke SPBU. Lalu, mengapa langsung dibilang habis?” cecar Amang Isar.

Kondisi yang diungkapkan Amang Isar juga diakuri sejumlah sopir lainnya. Mereka pun tampak memarkirkan truknya untuk mendapat solar bersubsidi di SPBU, Jalan Gubernur Syarkawi, belakang Kota Citra Graha, Gambut, Kabupaten Banjar. Dari pengakuan sejumlah sopir, mereka sengaja memilih antre di dekat SPBU itu, karena merupakan satu-satunya SPBU yang melayani para sopir untuk mendapatkan solar bersubsidi seharga Rp 5.150 per liter.

“Walaupun di sini panjang sekali antreannya, tetapi pengelola tetap melayani para pembeli hingga solar betul-betul habis. Kalau di SPBU lain, maaf kami sudah terbiasa dan tahu akan mengecewakan,” jelas Amang Isar, kembali diiyakan para sopir lainnya.(jejakrekam)

Penulis Syahminan
Editor Didi G Sanusi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.