Syaifullah Tamliha Tak Berkenan Jadi Calon Ketua NU Kalsel

0

NAMA Syaifullah Tamliha turut disebut dalam bursa bakal calon Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Kalimantan Selatan dalam Konferwil NU di Gedung Dakwah, Jalan Achmad Yani Km 12,5 Gambut, pada 23-24 Desember 2017.  Namun, anggota Komisi I DPR RI ini ternyata tak berkenan untuk maju mencalon dan dipilih sebagai pucuk pimpinan di dewan tanfidziyah ormas Islam terbesar tersebut.

“YANG pasti, saya tak berkenan untuk maju sebagai calon Ketua PWNU Kalsel. Sebab, saya masih berkonsentrasi untuk turut membesarkan Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Apalagi, saat ini, saya masih menjabat Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PPP,” ujar Syaifullah Tamliha kepada jejakrekam.com, di Banjarmasin, Sabtu (23/12/2017).

Menurutnya, siapa pun figur terkuat yang akan menggantikan HM Syarbani Haira di posisi Ketua PWNU Kalsel harus netral atau bukan partisan partai politik (parpol). Syaifullah mengatakan dirinya tetap berkomitmen untuk tak rangkap jabatan, sehingga tetap memilih untuk menjadi pengurus harian di DPP PPP di Jakarta.

“Patut diingat, ketika H Abidin yang kini Ketua DPD Partai Gerindra Kalsel juga diharuskan mundur sebagai Wakil Bendahara PBNU, dan sekarang berada di lembaga lainnya di PBNU. Ini merupakan pembelajaran bagi kita, bahwa NU tetap berkomitmen untuk menjaga netralitas dan independensi agar tak jadi partisan partai politik,” beber Syaifullah.

Mantan Sekretaris DPW PPP Kalsel ini mengingatkan agar dalam ajang Konferwil NU Kalsel, dengan agenda terpentingnya adalah memilih ketua harus figur yang tak bersentuhan dengan parpol. Menurut Syaifullah, NU sudah jelas berdasar Khittah 1926 telah menegaskan berdiri sebagai organisasi keagamaan dan kemasyarakatan, dan tidak berpolitik praktis. “Jangan sampai nantinya ada pengurus NU ternyata juga pengurus parpol,” cetusnya.

Syaifullah pun tak memungkiri di ajang Konferwil NU Kalsel yang rencananya dibuka langsung Rais Aam PBNU KH Ma’ruf Amin, justru sudah ada beberapa parpol yang punya kepentingan untuk memasuki gelanggang dalam kepemimpinan ormas Islam terbesar tersebut. “Ya, jujur ada beberapa parpol yang menginginkan, ya seperti PDI Perjuangan, PKB dan PPP.  Kita tak ingin nantinya justru NU itu malah dibiayai salah satu parpol, sehingga komitmen untuk berpegang teguh kepada Khittah 1926 menjadi terabaikan,” paparnya.

Dalam Konferwil NU Kalsel di pengujung 2017, Syaifullah kembali mengingatkan agar siapa pun nantinya terpilih sebagai Ketua PWNU Kalsel bukan figur partisan parpol serta tidak bermain politik dalam ajang pemilihan karena akan merusak harkat, marwah dan moral NU. “Jika sudah begitu, nanti posisi NU tak lagi netral. Ini juga akan menjadi pelajaran yang buruk bagi generasi NU yang akan datang,” tegas mantan Ketua Fraksi PPP DPRD Kalsel ini.

Syaifullah pun melihat selama kepemimpinan HM Syarbani di NU Kalsel dalam dunia periode, justru telah tercapai sebuah kemajuan yang signifikan seperti berdirinya Gedung Dakwah NU dan Kampus Universitas Nahdlatul Ulama Kalsel (UNAKASE) dan lainnya. “Makanya, Ketua PWNU Kalsel ke depan tentu harus lebih baik lagi dibanding era Syarbani Haira. Kalau nantinya malah mundur, justru tujuan yang diinginkan dalam Konferwil NU Kalsel jelas tak tercapai,” tandasnya.(jejakrekam)

Penulis  : Didi GS

Editor    : Didi G Sanusi

Foto       : Dokumentasi

Pencarian populer:https://jejakrekam com/2017/12/23/syaifullah-tamliha-tak-berkenan-jadi-calon-ketua-nu-kalsel/

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.