Remajakan Jaringan Pipa, PDAM Bandarmasih Butuh Dana Rp 20 Miliar

0

ALASAN jaringan pipa air leding yang ada di Banjarmasin sudah berumur, kini jadi dalih PDAM Bandarmasih untuk segera mengganti dengan yang baru. Apalagi, selama ini, gara-gara pipa bocor menjadi penyebab macet hingga mati totalnya distribusi air ke rumah pelanggan yang ada di ibukota Provinsi Kalimantan Selatan.

KETUA Komisi III DPRD Banjarmasin, HM Faisal Heriyadi mengaku belum mengetahui adanya rencana PDAM Bandarmasih untuk mengganti jaringan pipa yang dianggap sudah tua itu. “Seharusnya memang diberitahukan kepada dewan. Bagaimana hal itu juga menyangkut masalah infrastruktur, sehingga patut diketuai DPRD,” ujar Faisal Heriyadi kepada jejakrekam.com, di Banjarmasin, Kamis (4/5/2017).

Menurutnya, memang ada beberapa rencana PDAM Bandarmasih seperti pembangunan embung telah disetujui dalam APBD 2015 dan 2016 lalu mencapai Rp 128 miliar. “Nah, kalau masalah peremajaan pipa milik PDAM Bandarmasih, nanti kami akan pertanyakan,” kata Sekretaris DPW PAN Kalsel.

Sebelumnya, Direktur PDAM Bandarmasih Muslih mengungkapkan kondisi pipa induk distribusi berdiameter 630 centimeter dalam Instalasi Pengolahan Air (IPA) 2 di Jalan Achmad Yani ke Jalan Sutoyo S, sepanjang 3 kilometer itu mengalami kebocoran, hingga tak maksimal melayani pendistribusian air ke rumah pelanggan.

Tak hanya itu, Muslih juga menyebut pipa sepanjang 5 kilometer induk untuk cakupan distribusi Banjarmasin Barat juga dalam kondisi memprihatinkan. Ia berdalih dengan kondisi yang sudah berumur tak kuat lagi menahan beban air jika harus dilakukan penaikan daya distribusi, sehingga distribusi air tidak bisa 24 jam ke rumah pelanggan.

Nah, dari estimasi PDAM Bandarmasih, dibutuhkan dana yang sangat besar untuk pembenahan jaringan pipa mencapai Rp 20 miliar. Lagi-lagi, PDAM berencana untuk meminta penyertaan modal dari Pemkot Banjarmasin, karena tak mungkin mencomotnya dari kas perusahaan plat merah itu. “Kami juga berkomitmen untuk membayar dengan mencicil, terpenting program pengerjaan bisa digarap,” katanya.

Rupanya, Muslih juga berencana merehab intake air baku di Sungai Tabuk yang akan ditingkatkan dari berdaya 1.700 liter per detik digerek menjadi  3.000 liter per detik. “Ini semua demi mempersiapkan diri saat musim kemarau pajang datang. Memang prosesnya berjalan sekitar dua tahun, tapi kami targetkan rampung pada 2018 dengan biaya mencapai Rp 130 miliar,” tuturnya.

Bagaimana dengan pembangunan embung yang awalnya berkisar Rp 841 miliar dan dipangkas menjadi Rp 300 miliar lebih? Menurut Muslih, saat ini proses pembebasan lahan sudah 100 persen, dan tinggal membangun infrastruktur saja. Lagi-lagi, PDAM Bandarmasih berharap suntikan dana dari pemerintah daerah dan pusat. “Dengan kondisi air Sungai Martapura yang berubah asin saat kemarau, tentu proses pengambil air baku lebih aman di kawasan Sungai Tabuk, sembari dicadangkan ke embung sebagai lumbung air,” imbuhnya.(jejakrekam)

Penulis  : Didi G Sanusi

Editor    : Didi G Sanusi

Foto       :  Didi G Sanusi

 

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.