DOA adalah wahana untuk terus mendekat kepada Allah SWT. Sebab, dengan berdoa hubungan kita dengan Sang Khalik itu akan terus terjalin, sebaliknya jika tak berdoa berarti telah memutus tali yang kuat dengan Sang Pemilik Alam Semesta ini.
PESAN penuh hikmah ini disampaikan KH Bahrul Ilmi, saat memberi tausyiah dalam kegiatan shalat subuh berjamaah yang digelar Aliansi Muslim Banua (AMB) bersama Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kalimantan Selatan di Masjid At-Taqwa, Banjarmasin, Minggu (2/4/2017) pagi.
“Jadi, terus berdoa agar dipanjangkan umur, diperluas rezeki dan lainnya, sehingga bisa menyumbang Masjid At-Taqwa yang tengah direnovasi ini,” ujar KH Bahrul Ilmi di hadapan ratusan jamaah yang berkumpul di masjid di Jalan Achmad Yani Km 5,5 Banjarmasin itu.
Ia menegaskan barang siapa yang menghentikan doa, berarti sama artinya Allah SWT juga akan menghentikan apa yang jadi permohonannya. KH Bahrul Ilmi juga mengingatkan selepas shalat Subuh berjamaah, duduklah sebentar untuk berdoa dan jangan langsung pergi ke luar masjid. “Ingatlah manfaat shalat Subuh berjamaah ini sama besarnya dengan 1.000 shalat sunat. Nah, siapa yang sanggup shalat 1.000 kali sehari? Untuk shalat Tarawih ditambah Witir yang hanya 23 rakaat, sudah banyak yang lunglai?” kata kiai yang dikenal humoris ini.
Menurut Bahrul Ilmi, sebelum melaksanakan shalat berjamah, khususnya shalat Subuh hendaknya juga memperhatikan kondisi tubuh seperti jangan sampai dalam keadaan kosong, sehingga kurang bertenaga saat melaksanakan perintah Allah SWT. “Nanti usai shalat Subuh berjamaah, bisa dilanjutkan saat matahari terbit dalam waktu syuruq dengan shalat Isyraq, di mana Allah SWT akan menjamin saat kita berdoa untuk rezeki dan kesehatan sejak pagi hingga menjelang malam. Kemudian, shalat sunat dua itu bisa dilanjutkan lagi dengan shalat Dhuha, sehingga keikhlasan dalam menjalankan ibadah akan didapat,” tutur KH Bahrul Ilmi.
Nah, menurut dia, dengan rangkaian shalat Subuh berjamaah dilanjutkan shalat Isyraq dan shalat Dhuha, maka Allah SWT akan menjamin segala rezeki dan kesehatan dari pagi hari hingga menjelang malam. “Tentu saja, kita tak boleh terhenti pada shalat itu, bisa dilanjutkan pada shalat berikutnya. Saya ingatkan jangan berhenti berdoa, supaya Allah SWT tidak menghentikan permohonan kita,” ucapnya.
KH Bahrul Ilmi juga mengutip kisah hidup teladan Syekh Abdul Qadir Al-Jailani yang dikenal dengan ‘rajanya para wali’ itu, mendedikasikan hidupnya untuk beribadah kepada Allah SWT tak putus-putus selama 40 tahun. “Beliau menjalani puasa yang berat, dan tak pernah membangga-banggakan diri untuk minta dipuji. Makanya, kunci hidup penuh berkah itu adalah pemurah dan selalu tawadhu,” imbuh KH Bahrul Ilmi.(jejakrekam)
Penulis : Didi G Sanusi
Foto : Dokumentasi AMB
Bila iman telah merasuk ke dalam jiwa, hati, perasaan
dan pikiran seorang muslim maka ia akan memberikan
kelezatan yang tidak bisa dirasakan kecuali oleh orang
yang telah mendapatkannya, la akan membuat ringan
segala beban kehidupan, membuat manis segala kepahitan,
membuat lapang segala kesumpekan, dan membuat nikmat
segala penderitaan. Itulah salah satu barometer
keimanan