Sering Kencing dan Haus, Badan Lemas, Waspada Ginjal Sudah Terganggu

0

ANGKA penderita gagal ginjal di Provinsi Kalimantan Selatan dari informasi Ikatan Dokter Indonesia (IDI) terus meningkat. Hal ini dijumpai dari beberapa pasien yang berobat di RSUD Ulin Banjarmasin serta rumah sakit lainnya yang memiliki fasilitas cuci darah atau layanan hemodialisa.

HEMODIALISA adalah metode pencucian darah dengan membuang cairan yang berlebih dan zat-zat berbahaya bagi tubuh melalui alat dialysis untuk menggantikan fungsi ginjal yang rusak. Dalam medis, gagal ginjal dibagi dalam dua kategori, ginjal akut yang terjadi akibat fungsi ginjal uang terganggu,  sedangkan ginjal kronis adalah fungsi ginal yang rusak secara permanen.

“Memang angka penderita gagal ginjal di Kalsel telah meningkat lebih dari 30 persen. Kebanyakan para pasien sudah melakukan cuci darah,” ucap Ketua IDI Kalsel, dr H Muhamad Rudiansyah M.Kes,Sp kepada jejakrekam.com, belum lama tadi.

Ia mengakui deteksi peningkatan penderita gagal ginjal atau penyakit ginjal di Kalsel juga disebabkan adanya program jaminan kesehatan nasional (JKN), sehingga masyarakat yang semula takut karena biayanya yang tinggi, mau memeriksakan diri dan berobat ke rumah sakit.

“Mungkin sebelumnya adanya JKN, banyak yang menahan diri atau menyembunyikan penyakitnya. Ya, akibat biaya cuci darah yang sangat mahal,” ucap dokter yang juga bertugas di Klinik Cuci Darah RSUD Ulin Banjarmasin ini.

Meski begitu, Rudiansyah menilai kebiasaan yang tak sehat terutama dalam menjaga kesehatan ginjal turut memicu meningkatnya penderita gagal ginjal. “Ada dua penyebab utama yang mempengaruhi munculnya penyakit ginjal hingga gagal ginjal. Yakni, darah tinggi dan kencing manis,” ucap dokter jebolan Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta.

Menurut Rudiansyah, kebiasaan terlalu banyak mengkonsumsi gula atau makanan yang manis, serta pola makan tak sehat sangat mempengaruhi kesehatan ginjal. “Apalagi, makanan kita yang sangat bervariasi. Kebanyakan didominasi gula dan garam bisa memicu terjadi gagal ginjal,” katanya.

Dokter spesialis penyakit dalam ini mengingatkan agar tak menganggap remeh jika tekanan darah dan gula naik, kemudian tak mau mengkonsumi obat. “Padahal, tidak minum obat justru ginjalnya cepat rusak. Beda dengan minum obat yang dosis diberikan relatif aman, justru jauh lebih menjaga kesehatan ginjal,” tutur Rudiansyah.

Kandidat doktor Universitas Padjajaran (Unpad) Bandung ini memberi tips untuk deteksi dini, apakah seseorang mengalami gangguan pada ginjalnya dengan tanda-tandanya.

“Indikasinya jelas, badan lemas, berat badan turun drastis, banyak kencing, sering haus, sering ngantuk dan kencingnya banyak, itu sudah terindikasi ginjalnya mengalami gangguan. Cepat periksa diri ke dokter,” ujar Rudiansyah.

Dia juga menyarankan agar melakukan pemeriksaan laboratorium secara lengkap, minimal satu kali, sehingga bisa mengetahui kondisi kesehatannya, khususnya kondisi ginjalnya. “Jangan menganggap bahwa faktor umum sangat mempengaruhi. Tidak benar juga hal itu. Sebab, jika terlambat memeriksakan diri, kerusakan ginjal akan makin bertambah. Akhirnya, terpaksa harus cuci darah secara berkala, bahkan seumur hidup, tentu akan repot,” imbuhnya.(jejakrekam)

 

Penulis Didi GS
Editor Didi G Sanusi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.