Film Alternatif Bentuk Perlawanan Atas Monopoli XXI

0

USAI sudah pagelaran layar alternatif dan diskusi film karya sineas perempuan Kamila Andini salaam dua hari sejak Selasa (20/2/2018) hingga Rabu (21/2/2018) di Balairung Sari, Taman Budaya Kalimantan Selatan, Jalan Brigjen H Hasan Basry, Banjarmasin.

DALAM Ngofi (ngobrol film) kali ini, tema dan isu perempuan gender dan feminisme yang diangkat Forum Sineas Banua untuk didiskusikan dan ditayangkan.

Ketua Pelaksana Ngofi Muhammad Syarwani menuturkan dalam helatan Ngobrol Film (Ngofi) sebagai bentuk perlawanan terhadap bioskop komersil, karena akhir-akhir ini pemutaran bioskop yang dimonopoli Stadio XXI dengan menaikan harga tiket. “Makanya, Forum Sineas Banua menyelenggarakan layar alternarif yang lebih memberikan warna dalam pemutaran film,” ucap Syarwani kepada jejakrekam.com, Kamis (22/2/2018).

Menurutnya, setelah terbentuk kepengurusan baru Forum Sineas Banua, diawali dengan menggelar Ngofi pada Februari 2018 demi menobrak semangat para pengurus. Syarwani mengungkapkan dalam pemutaran layar alternatif  film bukan sekadar hanya ditonton, namun juga didiskusikan pesan yang ingin disampaikan sineas . “Berbeda dengan menonton di bioskop hanya sebatas menonton film,” kata Syarwani.

Pemantik diskusi adalah Larat Shaula Chintyasari. Dia memuji pemutaran dan diskusi film yang dilakoni FSB yang dinilai Shaula, memberi penyadaran bahkan ada warna dalam diskusi. “Apalagi yang hadir dengan latar belakang yang beragam, dan ke depan semakin banyak lagi acara-acara yang bagus,” ucapnya.

Bagi dara cantik itu, patriarki dan feminisme adalah pemikiran masing-masing orang-orang. “Saya tidak menyalahkan orang-orang menganut patriarki atau feminisme. Sebab, selama patriarki dan feminisme tidak dia dicekoki ke orang lain, jadi menurut saya tidak masalah,” ucap Shaula.

Dia mengakui dirinya adalah penganut faham feminisme karena menpercayai baik laki-laki maupun perempuan setara dan mempunyai hak yang sama.”Saya ingin mengedukasi bahwa feminisme bukan satu label yang harus alergi terhadapnya” tutur mahasiswi Universitas Lambung Mangkurat ini.(jejakrekam)

Penulis : Ahmad Husaini

Editor   : Didi G Sanusi

Foto     :

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.