Kabaintelkam Polri: Kalteng Termasuk Daerah Teraman

0

BUMI Tambun Bungai, Kalimantan Tengah, mendapat pujian karena situasi keamanan dan ketertiban sangat kondusif. Tak hanya itu, Polda Kalteng juga mendapat apresiasi lantaran berada di peringkat kedua setelah Kalimantan Timur, teraktif melakukan kegiatan.

HAL itu diungkapkan Kepala Badan Intelijen dan Keamanan (Kabaintelkam) Polri, Komjen Polisi Lutfi Lubianto saat buka puasa bersama dengan tokoh agama, Forkompinda dan masyarakat, yang juga dihadiri Gubernur Kalimantan Tengah, Sugianto Sabran dan Kapolda Kalteng Brigjen Polisi Anang Revandoko, di Masjid Nurul Islam Palangkaraya, Jumat (16/6/2017).

“Alhamdulillah, di Kalteng kamtibmas tidak ada masalah. Ini semua berkat dukungan masyarakat dan kerjasama dengan aparat terkait,”kata Lutfi. Untuk itu, jenderal bintang tiga ini meminta agar masyarakat dapat terus bersama-sama bersinergi dalam menjaga situasi kamtibmas agar tetap kondusif. Selain itu, menurut Lutfi, juga hendaknya tidak mudah terprovokasi dengan berita hoax.

Gubernur Kalteng,Sugianto Sabran, menyatakan award harmoni merupakan penghargaan yang diberikan bagi Kalteng, dari Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin sebagai bukti toleransi antar umat beragama sangat tinggi di Bumi Tambun Bungai.”Keberagaman dan harmoni, merupakan modal melaksanakan pembangunan agar Kalteng mampu mengejar ketertinggalan dari provinsi. Tapi memerlukan dukungan dari masyarakat termasuk jajaran kepolisian dan TNI,”ujarnya.

Tak dipungkiri, peran Kapolda Kalteng Brigjen Polisi Drs Anang Revandoko, tidak henti-hentinya, di setiap kesempatan selalu mengingatkan masyarakat akan pentingnya toleransi antar umat beragama. Menurut Kapolda, dengan keberagaman agama yang diyakini dan perbedaan budaya yang dimiliki, hendaknya dijadikan sebagai kekayaan bangsa bukan untuk pemecah belah persatuan dan kesatuan negeri ini.  Tentu saja hal ini, sesuai dengan harapan masyarakat Bumi Tambun Bungai, dengan filosofi Huma Betang, yang sudah melekat dalam bergaul maupun menjalani kehidupan sehari-hari.

“Bicara tentang kebangsaan dan keberagamanan disinilah tempatnya.  Disini sudah biasa dalam satu rumah terjadi perbedaan, baik itu suku maupun agama yang dianut. Hendaknya konsep Huma Bentang ini kita praktikkan dalam kehidupan kita sehari-hari,”imbuhnya.(jejakrekam)

Penulis : Tiva Rianthy
Editor   : Fahriza
Foto     : Tiva Rianthy

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.