Visi-Misi Calon Kepala Daerah, Taufik Arbain: Harus Menawarkan Gagasan Dan Solusi

0

BEBERAPA hari ini, ramai di berbagai media adanya sosialisasi visi dan misi para kandidat gubernur dan kandidat bupati/walikota di Kalsel, sebagai salah satu syarat yang diwajibkan KPUD.

MENURUT Pengamat Politik dan Kebijakan Publik FISIP ULM, urgensi adanya visi misi bagi kandidat kepala daerah, setidaknya bagian dari cara calon kepala daerah menawarkan gagasan. Program yang ditawarkan kepada publik, terkait arah dan orientasi apa yang akan dicapai pada daerah yg dipimpin, apabila memenangkan kompetisi elektoral.

Visi misi ini sebenarnya memformulasikan gagasan, tidak sekadar menjawab tantangan Pembangunan sebelumnya, tetapi juga menawarkan solusi dan bahkan menawarkan hal-hal baru.

Maka dari itu tidak sedikit rancangan/formulasi visi misi itu berisi pikiran-pikiran teknokratik yang beranjak dari data dan fakta sebelumnya, kemudian mengkaitkan dengan RPJMD dan RPJMN sebelumnya, agar terjadi keselarasan Pembangunan berjenjang, dan terdeteksi dengan baik Langkah visi-misi yang dibuat.

BACA: Jadi Ajang Pembuktian, Debat Pilbup Batola Idealnya Dilakukan 3 Kali

Kemudian dinarasikan dengan program yang bernuansa kebijakan teknokratik, tetapi juga kebijakan populis. “Nah nuansa kebijakan populis berupa program unggulan inilah oleh para tim formulasi visi misi dikampanyekan dengan massif dan dahsyat, dengan bahasa yang menyentuh emosional publik dan direpresentasikan dalam berbagai instrument media,” ungkap Ketua Indonesian Association of Public Adminsitration Kalsel ini.

“Jadi tidaklah heran ada visi misi yang dengan kalimat pendek, lalu menegaskan pada misi, dan memantapkan lewat program unggulan. Atau ada juga dengan pola akronim, untuk memudahkan pengingatan bagi publik dan dibuat simple,” ungkapnya.

“Karena para tim formulatur visi misi jelas tahu, publik itu maunya simple, mudah diingat dan ngena pada jiwanya,” sambungnya.

BACA JUGA: RPJPD Banjarmasin 2025-2045 Harus Menjadi Acuan Visi Misi Pilkada 2024 Mendatang

Dilanjutkan Arbain, hal-hal berbau akademik pun hanyalah milik para kelompok menengah ke atas. Di mana dalam struktur penduduk pemilih, jelas masuk dalam rumus piramida penduduk, semakin ke atas semakin mengecil. “Tetapi ini juga memiliki efek besar jika menengah ke atas bergerak pada kelompok milenial dan Gen Z yang berpendidikan dan berjaringan,” ucapnya.

Menurut Taufik Arbain, visi misi ini merupakan syarat yang diatur oleh undang-Undang dan diserahkan kepada KPU, adalah ruang bagi paslon menegaskan janji politiknya. Maka dari itu aktualisasi visi misi ini disampaikan saat kampanye, debat kandidat maupun distribusi informasi via ruang terbuka luar dan media sosial.

Biasanya visi -misi terlebih disampaikan saat debat kandidat, adalah kaplingan kelompok menengah ke atas yang mencermati dengan kritis dan sangat sering kemudian mengkomunikasikan lagi lewat kelompok grassroot baik dalam bisik-bisik tetangga, respon tafsir baru di media sosial dan Gerakan polesan pada tim sukses lainnya.

“Disinilah kita akan menemukan gerakan kampanye yang dilakukan partisan pilkada, meski tidak menjadi bagian dari tim sukses,” ucapnya.

BACA LAGI: Tantangan Bonus Demografi, Pakar Tata Negara ULM Sebut Ada 3 Kekuatan Tak Bisa Dilawan

Efek visi misi salah satunya melewati jalur ini, apalagi personal yang mengkomunikasikan ini memiliki cara sendiri dengan tafsir sendiri baik melakukan Perambungan (pujian) maupun sebaliknya. Pergerakan inilah kita akan menemukan bermunculan relawan tim sukses demi memenangkan pilihannya. Dan cara termudah adalah membagikannya lewat media sosial.

“Saat ini saja sebelum visi misi disosialisasikan KPUD misalnya, relawan tim sukses sudah masuk dalam ruang kampanye, apalagi sudah terlihat adanya gerakan buzer-buzer yang membuat gerakan negatif dan black campaign untuk mendeskreditkan lawannya. Bisa itu lewat TikTok dan lainya, dengan pola membentur-benturkan dengan tokoh-tokoh kharismatik, rasis dan lainnya, agar publik tergiring,” bebernya.

Tentu dengan adanya sosialisasi visi misi oleh KPUD bisa mengkondisikan partsipasi publik pada ruang positif campaign dalam rangka menjaga pilkada yang bermartabat.(jejakrekam)

Penulis Asyikin
Editor Ahmad Riyadi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.