Dilanda Kemarau Basah, BPBD Tetap Imbau Masyarakat Agar Waspada

0

BARU-baru ini Badan Metereologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) merilis prediksi puncak musim kemarau di sebagian besar wilayah Indonesia, yang bakal terjadi di bulan Juli dan Agustus mendatang.

DI Banjarmasin sendiri sudah memasuki musim kemarau, seperti yang dikatakan Kepala Pelaksana (Kalak) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Banjarmasin, Husni Thamrin. “Tapi memang kemaraunya kemarau basah, jadi masih ada hujan. Puncaknya diprediksi di Agustus nanti,” ucap Husni, pada Rabu (17/7/2024).

Dilanjutkannya, musim kemarau di tahun ini berbeda dengan musim kemarau yang terjadi di tahun lalu. Dimana pada tahun sebelumnya kemarau benar-benar sangat terasa. “Mulai dari panasnya, bahkan sampai tidak hujan selama berbulan-bulan. Dengan resiko kekeringan hingga kebakaran hutan yang tinggi,” tuturnya.

BACA: Dilanda Kemarau dan Karhutla, Pemkot Banjarmasin Gelar Shalat Istisqa

Di tahun ini merupakan kemarau basah, dimana sejumlah resiko tadi dapat dihindari. Namun tetap Husni mengimbau masyarakat agar selalu waspada. Sebab masih ada beberapa resiko dan ancaman yang membayangi.

Seperti halnya gagal panen bagi para petani, ini dikatakannya menjadi salah satu ancaman yang nyata. “Karena yang semestinya mereka musim panen, akhirnya malah terganggu karena lahannya terus terendam,” ungkapnya.

Sama dengan ancaman banjir rob, karena masih disertai dengan hujan untuk kemarau tahun ini. Itu juga masih menjadi ancaman bencana bagi warga Banjarmasin. “Sebab pasang surut itu selalu terjadi, saat ini hujannya juga masih deras dan anginnya kencang,” ucap Husni.

BACA JUGA: Hadapi Banjir Rob Awal Desember, BPBD Banjarmasin Imbau Warga Amankan Peralatan Listrik

Untuk itu Husni menerangkan, pihaknya telah bersiap untuk mengahadapi musim kemarau basah yang terjadi di tahun ini.

Tak jauh berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. ia meminta masyarakat agar terus berhati-hati dan selalu waspada pada bencana yang sewaktu-waktu mungkin bisa terjadi. “Karena yang namanya bencana itu bisa datang kapan saja,” tekannya.

Tak hanya itu, sesuai dengan arahan presiden, pihaknya juga terus memperkuat kegiatan sosialisasi kepada masyarakat terkait cara menghadapi keadaan darurat.

BACA LAGI: Posisi Daratan Banjarmasin 0,16 Meter di Bawah MDPL, PUPR Akui Sulit Atasi Fenomena Banjir Rob

Saat ini, pihaknya bukan hanya fokus pada penanggulangan saja, namun sosialisasi terus dilakukan, baik itu melalui media sosial hingga tatap muka. Dan tak hanya menyasar kelurahan dan daerah rawan bencana yang telah diprogramkan.

Namun juga menyasar sekolah-sekolah dan wilayah di luarnya. “Salah satunya dengan cara menjadi pembina apel di hari Senin,” ujarnya.

“Ini agar pengetahuan kebencanaan dapat diperluas, sehingga bisa siap-siap menghadapi jika sewaktu-waktu ada bencana,” sambungnya.

Diterangkan Husni, Indeks Ketahanan Daerah (IKD) juga harus selalu ditingkatkan. Yakni upaya untuk mengukur kapasitas penanggulangan bencana di wilayah administrasi, baik di tingkat kabupaten/kota dan provinsi. “Contohnya adalah memastikan drainase yang mengarah ke sungai kecil dan besar tidak tertutup. Agar saluran pembuangan air bisa tetap lancar,” tandasnya.(jejakrekam)

Penulis Fery Hidayat
Editor Ahmad Riyadi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.