Kasus Kekerasan Jadi Latar Belakang Terjadinya Bullying
DINAS Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kota Banjarmasin melaporkan, kasus kekerasan pada anak dan perempuan kian meningkat.
HAL ini disampaikan oleh Kepala Bidang Perlindungan Perempuan dan Anak DPPPA Kota Banjarmasin, Rusdiati, pada Selasa (3/9/2024).
Menurut Rusdiati, peningkatan kasus signifikan terjadi pada Juli 2024 lalu. “Misal di bulan Mei ada 6 kasus, naik menjadi 31 kasus di bulan Juli,” ucapnya.
Kasus kekerasan ini pun, dikatakan Rusdiati sebagian besar terjadi pada keluarga-keluarga yang tidak mampu. Karena dipicu oleh faktor ekonomi.
BACA: Kasus Kekerasan Anak Di Banjarmasin Meningkat, DP3A Beri Penjelasan
Dan dari kekerasan ini juga merambat ke kejadian bullying yang dilakukan oleh anak-anak. “Jadi dari pengalaman pribadi. Misal orang tuanya pernah dipukuli atau pernah mengalami kekerasan, lalu anak melihat dan melakukan lagi sesama teman atau keluarga nya sendiri,” jelasnya.
Dilanjutkan Rusdiati, ada beberapa faktor yang mendorongnya terjadinya kasus bullying ini. Salah satunya adalah selama liburan, pergaulan di luar sekolah yang tidak adanya pantauan orang tua maupun guru. “Bullying ini dapat terjadi. Itu jadi pemicu utamanya,” tuturnya.
Dari situ, pihaknya pun telah memberi saran dan masukan kepada Dinas Pendidikan (Disdik), agar paling tidak selama liburan ada kegiatan yang bisa dilakukan. “Misal, setengah hari datang ke sekolah, untuk dimanfaatkan sebagai kegiatan eskul (ekstra kurikuler),” ujarnya.
Selain itu, sebagai langkah pencegahan. Pihaknya juga melakukan sosialisasi terkait kekerasan anti-bullying, terutama di kalangan anak-anak.
Dengan cara menjadi pembina apel setiap hari Senin ke sekolah yang ada di Banjarmasin. Baik SD, SMP, hingga SMA. “Ini kami kemas dalam program Sohib, yakni Sosialisasi Hindari Bullying. Jadi dari anggota DP3A nanti bergantian jadi pembina,” ungkapnya.
Langkah lainnya adalah dengan membantuk BESTY, yakni bebuhan yang mengedukasi siswa tentang bullying.
BACA JUGA: KDRT Terhadap Perempuan Di Banjarmasin Kian Meningkat Tiap Tahun
Saat ini di Kalsel sudah ada 6 sekolah yang menjadi pionir. 3 berasal dari Banjarmasin, yakni MAN 1 Banjarmasin, SMA 7 Banjarmasin, dan SMP 6 Banjarmasin. “Jadi murid sekolah diedukasi, misal ada sesama temat curhat. Tidak boleh meremehkan mereka,” ungkapnya.
“Mereka nanti mengedukasi antar sesama kawan. Jadi kalau ada yang malu curhat ke orang tua bisa ke teman,” tambahnya.
Lebih lanjut dikatakan Rusdiati, kasus bullying ini sebenarnya fenomena di lapangan pasti banyak terjadi. Dengan kategori yang berbeda-beda, mulai berat, sedang, dan ringan.
Dimana mulai dari kasus ringan hingga sedang, biasanya diselenggarakan dalam internal lembaga sekolah atau dimana kasus itu terjadi.
“Kalau yg berat dapat dilaporkan ke DP3A melalui UPTD PPA. Dan kasus bullying yang dapat dikatakan berat yang ditangani UPTD PPA pada tahun 2024 ini ada 2 kasus,” tandasnya.(jejakrekam)