Meski Inflasi Terkendali, TPID Kalsel Tetap Monitor Kestabilan Harga Bahan Pokok

0

GUBERNUR Kalsel H Sahbirin Noor melalui Plt Asisten Perekonomian dan Pembangunan Suparmi, mengikuti Rapat Koordinasi (Rakor) Pengendalian Inflasi secara daring, Senin (12/6/2023).

RAKOR yang dipimpin langsung oleh Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian ini, diisi dengan paparan dari sejumlah sektor terkait. Yakni Deputi 2 Kepala Badan Pangan Nasional, Dirjen Perdagangan dalam Negeri dari Kementerian Perdagangan, Direktur Statistik dari Badan Pusat Statistik (BPS), perwakilan Kementerian Pertanian, Seskamdatung dari Kejaksaan Agung, serta Staf Ahli Panglima TNI.

Dari sejumlah paparan yang telah disampaikan, Tito menyampaikan bahwa harga barang dan komoditas relatif terjaga, namun ada beberapa komoditas yang memerlukan perhatian. “Beberapa komoditas memerlukan perhatian, seperti telur ayam ras dan daging ayam ras,” ujarnya.

Kenaikan harga ini juga telah disampaikan oleh Direktur Statistik Windhiarso Putra, yang memaparkan bahwa sejumlah komoditas memang mengakibatkan Indeks Perkembangan Harga (IPH) naik sebesar 11 persen. “Kenaikan IPH di minggu pertama Juni paling tinggi adalah komoditas daging ayam ras diikuti telur ayam ras, cabai merah, cabai rawit dan seterusnya,” sampainya.

BACA: Pemprov Kalsel Perhatikan Arahan Mendagri Terkait Pengendalian Inflasi

Menyampiakan pesan Presiden Joko Widodo, Tito menyebut harga boleh naik untuk menyenangkan petani dan peternak, namun jangan sampai memberatkan masyarakat atau konsumen.

Oleh karena itu dirinya mengimbau agar masing-masing daerah dapat memonitor kenaikan harga tersebut. “Tolong monitor daerah masing-masing, terutama yang harganya terlalu tinggi, tolong distabilkan. Naik boleh, tapi jangan sampai memberatkan konsumen atau masyarakat,” ucap Tito.

Selain itu, Tito juga berpesan tentang perlunya kewaspadaan akan kemungkinan kekeringan yang akan mempengaruhi produksi pertanian.

Lebih lanjut, menuju Idul Adha, Tito berpesan untuk melaksanakan antisipasi akan kemungkinan demand (permintaan/kebutuhan) pangan yang akan naik, termasuk hewan kurban yang perlu diantisipasi supaya ada ketersediaan.

Adapun untuk angka inflasi nasional masih terjaga di 4 persen pada bulan Mei 2023. Namun dirinya berpesan agar jangan cepat berpuas diri, karena itu belum mencapai target yang diinginkan oleh presiden di angka 3 persen. Sementara, angka inflasi M to M (month-to-month) nasional adalah 0,09 persen.

Sejumlah daerah yang angka inflasinya di bawah nasional adalah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 2,41 persen, Kota Tanjung Pinang 2,3 persen dan Kabupaten Indrahilir 2,51 persen.

Sedangkan daerah yang memerlukan atensi, adalah Provinsi Maluku 5,06 persen, Kota Ternate 5,71 persen dan Kabupaten Sumenep 5,44 persen.

BACA JUGA: Pemprov Kalsel Ikuti Rakor Pengendalian Inflasi, Hadapi Hari Raya Idul Fitri 1444 Hijriah

Ditemui usai rakor, Suparmi menyampaikan bahwa untuk inflasi di Kalsel sendiri masih sama aman. “Alhamdulillah kalau untuk Kalsel sama ya dengan bulanan 4,74 persen, dan untuk nasional tetap di angka 4 persen, meski ada beberapa komoditas yang harganya tinggi, itu memang sedang naik di nasional, bukan hanya di Kalsel,” ungkapnya.

Selain itu dirinya menyampaikan harapan agar inflasi di Kalsel terus terkendali di minggu ke tiga dan ke empat Juni sampai awal Juli, dan agar dapat menyentuh angka yang sama dengan angka nasional. Menurutnya, Kalsel secara month to month memang sudah deflasi, sudah di angka minus 0,05 persen.

“Ini suatu hasil kerja keras TPID yang gencar melaksanakan operasi pasar dan pasar murah di tempat-tempat yang disurvey oleh BPS, seperti Tabalong, Kotabaru, Banjarmasin dan juga peran-peran di luar daerah survey yang melakukan aktifitas pasar murah, operasi pasar dan lain-lain,” sampainya.(jejakrekam)

Penulis Asyikin
Editor Ahmad Riyadi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.