Bupati Tabalong Persentasikan Batik Tabalong dan Kerajaan Nan Sarunai ke Tim Juri Anugerah Kebudayaan PWI

0

SEBAGAI salah satu nominator penerima Anugerah Kebudayaan PWI 2020, Bupati Tabalong H Anang Syakhfiani angkat kebudayaan Bumi Sarabakawa sebagai topik utama persentasinya di hadapan tim juri Anugerah Kebudayaan PWI Pusat, di Sekretariat PWI di Gedung Dewan Pers, Jakarta, Kamis (09/01/2020).

KEBUDAYAAN Bumi Sarabakawa itu dijabarkan Anang Syakhfiani dalam paparan mengenai Batik Tabalong dan Kerajaan Nan Sarunai yang disebutnya merupakan bukti kebudayaan yang ada di Tabalong.

BACA : Usulan Revisi Hari Pers Nasional dari AJI dan IJTI Perlu Disikapi Proporsional

Menurut  Anang Syakhfiani dalam persentasinya,  Kerajaan nan Sarunai sudah ada sebelum berdirinya Kerjaaan Banjar. “Nan Sarunai itu dulu wilayahnya meliputi Kalimantan yang sangat maju, sebelum adanya kerajaan Banjar,” ujarnya.

Sebagai daerah yang berdekatan dengan calon ibu kota baru, ungkap Anang, Kabupaten Tabalong telah menjadi daerah yang tumbuh dan berkembang dengan berbagai ras dan suku. Sehingga perlu sebuah upaya untuk mengkaloburasikan menjadi sebuah satu kesatuan budaya yang menyatukan mereka di Bumi Saraba Kawa.

BACA JUGA : Resmi Ditutup, Posko Nataru Bandara Internasional Syamsudin Noor Berjalan Lancar

“Menurut saya, ini sangat perlu dilakukan untuk menyatukan keheterogenan masyarakat sebagai warga Tabalong, sehingga tidak lagi merasa sebagai pendatang dari suku tertentu,” ujarnya.

Kemudian untuk batik Tabalong, lanjutnya, dengan motif buah langsat dan sarang wanyi (lebah) dipadukan dengan ornamen Dayak dan Suku Banjar, saat ini sudah menjadi identitas daerah.

“Batik Tabalong sekarang sudah berhasil dan dicari sebagai bahan baju yang khas, hingga sulit membedakan antara motif sasirangan dengan Batik Tabalong,” ujarnya. 

BACA LAGI : Keadilan di Ruang Publik, Perspektif Agama-agama

Pemda Tabalong, papar Anang, juga memberikan ruang dan tempat berkembangnya kebudayaan dengan membangunkan panggung kesenian yang cukup besar. Hal itu sebagai wujud kepedulian pemerintah daerah kepada para pegiat kesenian dan budaya untuk menyalurkan bakat dan kemampuannya.

“Tidak hanya itu, kami juga telah mencanangkan beberapa tempat sebagai Kampung Budaya. Antara lain Kampung Budaya Upau, Sialing, dan Warukin,” ujarnya.

H Anang Syakhfiani merupakan salah satu nominator dari 10 Bupati/Walikota yang akan menerima Anugerah Kebudayaan PWI Pusat tampil pada saat penyampaian persentai memakai pakaian adat dayak Deyah, didampingi Dewan Kehormatan PWI Pusat dan juga tokoh Pers Kalsel Pangeran H Gusti Rusdi Effendy AR, Ketua PWI Kalsel Zainal Helmi, Sekretaris Yusni Hardi, Ketua PWI Tabalong Sabirin HA Syukran Nafis, Kepala Dinas Kominfo Febriadin Hafiz, Kepala Dinas Pendidikan Akhmad Rizali Noor, Kabid Kebudayan Abdi, Plt Dispora Tumbur P Manalu dan Kabag Humas Zahirsyah Manuar.

Acara persentasi ditutup dengan pemberian kenang-kenangan dan cendramata kepada 5 dewan juri yang terdiri dari Nungki Kusumastuti, penari, artis film, Dosen Institut Kesenian Jakarta, selaku ketua merangkap anggota. Ninok Leksono (Kompas/Rektor Universitas Multimedia Nusantara), Agus Dermawan T (pengamat seni-budaya, penulis buku), Atal S. Depari (Ketua Umum PWI Pusat) dan Yusuf Susilo Hartono (pelukis, wartawan senior, Pengurus PWI Pusat).(jejakrekam)

Penulis Herry
Editor Almin Hatta

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.