KNKT Investigasi Tenggelamnya Kapal MV Keneukai

0

KANTOR Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Banjarmasin, telah meminta keterangan nakhoda dan kru kapal kargo MV Keneukai yang tenggelam di Sungai Barito pada Jumat (8/12/2017) lalu. Hasil pemeriksaan sementara, tenggelamnya kapal bermuatan 2.500 ton semen ini, akibat faktor cuaca.

KAPAL mengalami larat atau terbawa arus akibat cuaca buruk sehingga menabrak bangkai kapal yang tenggelam lebih dulu tidak jauh dari MV Keneukai, labuh jangkar menunggu jadwal keberangkatan.

Kepala KSOP Banjarmasin, M Takwim mengatakan, investigasi rencananya juga bakal dilakukan Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT). “Pihak KNKT sudah berkoordinasi dengan kami. Kalau tidak hari ini, kemungkinan besok mereka tiba,” kata Takwim ditemui wartawan, di ruang kerjanya usai dari lokasinya tenggelamnya MV Keneukai, Senin (11/12/2017).

Menurut Takwin, investigas dilakukan pihaknya maupun KNKT untuk mengetahui penyebab tenggelamnya kapal. Termasuk keterangan kapal mengalami larat atau bergeser hingga menabrak bangkai kapal tidak jauh dari lokasinya labuh jangkar.

“Dari hasil investigas, nanti diketahui apakah ada unsur kelalaian atau murni faktor alam. Bila ditemukan unsur kelalaian atau bahkan kesengajaaan, maka kasusnya bisa masuk ke ranah pidana,” kata Takwim.

Saat ini, bagian atas kapal masih terlihat di permukaan air Sungai Barito. Yakni, ruang kemudi serta tiang-tiang besi di lambung kapal. Meski masih nampak bagian atas kapal, namun menurut Takwim, untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, pihaknya sudah menempatkan rambu-rambu. “Untuk itu, kapal lain yang melintas di sekitar lokasi tenggelamnya kapal tersebut, bisa waspada,” ujarnya.

Masih menurut Takwim, pihaknya juga meminta pemilik kapal untuk menambah rambu-rambu di sekitar kapal. Khususnya lampu untuk penerangan di malam hari.

Ia menambahkan, pihaknya juga sudah menginformasikan melalui radio pantai kepada para nahkoda kapal yang berlayar untuk waspada saat melintasi lokasi tenggelamnya MV Keneukai. Bahkan saat melintas di lokasi, kapal-kapal diminta untuk bergantian. Hal ini untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Karena lebar alur saat ini, antara dermaga bongkar muat peti kemas Pelabuhan Trisakti dengan lokasi kapal tenggelam hanya tersisa sekitar 200 meter.

“Sebenarnya dengan jarak 200 meter itu, cukup aman untuk kapal melintas berselisihan. Namun, untuk kewaspadaan, kita minta kapal lewat secara bergantian,” tandas Takwim.(jejakrekam)

Penulis : Deden

Editor   : Didi GS

Foto      : Dok Ivan Nugroho S

 

 

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.