Penjabat Bupati Bersama Forkopimda Jalin Silaturahmi Dengan Kalaweit Indonesia

0

DUKUNG pelestarian alam di Kabupaten Barito Utara, Penjabat Bupati bersama FKPD dan instansi terkait melakukan silaturahmi ke tempat konservasi dan rehabilitasi satwa liar endemik Kalimantan, Rabu (31/7/2024).

KONSERVASI dan rehabilitasi satwa liar endemik Kalimantan tersebut berada di camp Yayasan Kalaweit Indonesia, yang berada di dalam kawasan Hutan Pararawen, Kecamatan Teweh Tengah, Kabupaten Barito Utara.

Rombongan Pj Bupati disambut hangat oleh Aurélien Francis Brulé, atau yang lebih dikenal dengan Chanee Kalaweit, yang merupakan ketua dan founder Yayasan Kalaweit Indonesia.

BACA: Gelar Lomba, BKSDA Edukasi Masyarakat untuk Menjaga Alam dan Sayangi Hewan

Pj Bupati Muhlis menyampaikan, kedatangannya bersama rombongan dalam rangka silaturahmi untuk menjalin komunikasi yang lebih erat. Sehingga nantinya, akan ada suatu kerjasama yang baik dalam melestarikan alam di Barito Utara.

Muhlis menyampaikan, pemerintah Kabupaten sangat mendukung kegiatan konservasi ini, karena sangat berharga untuk pelestarian alam maupun satwa yang berada dalam kawasan hutan di Barito Utara.

dijelaskannya pula, bahwa pemerintah kabupaten juga sangat terbuka apabila terdapat hal yang memerlukan koordinasi dan pendampingan dalam pelaksanaan konservasi ini.

BACA JUGA: Pengelolaan Kehutanan di Barito Utara Harus Berdampak Positif bagi Masyarakat

Sementara, Chanee Kalaweit menyampaikan apresiasinya terhadap pemerintah daerah atas kunjungan dan tujuan pelestarian alamnya. “Kami sangat senang dengan kehadiran bapak beserta rombongan, kami merasa didukung dengan kehadiran bapak disini. Karena peran untuk lingkungan bukan sesuatu yang gampang, jadi sangat penting bagi kami di lapangan, karena merasa didukung dengan kehadiran bapak di sini,” ujarnya.

Ia juga menyampaikan, bahwa pihaknya merupakan perpanjangan tangan dari BKSDA untuk konservasi satwa. “Area konservasi ini, menampung berbagai satwa endemik Kalimantan, dengan didominasi oleh Owa-owa atau akrab dikenal oleh warga lokal dengan sebutan kalawet. Dengan total tempat penampungan rehabilitasi 200 ekor, yang saat ini sudah terisi penuh,” beber Chanee Kalaweit.

Ia juga menjelaskan, tamu yang berkunjung memang sangat dibatasi dan tidak dapat tiap waktu, dikarenakan akan mengganggu habitat dan kondisi satwa yang ada di dalamnya. Mengingat satwa yang direhabilitasi sangat sensitif dengan kehadiran manusia.(jejakrekam)

Penulis Syarbani
Editor Ahmad Riyadi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.