Kasus Cuci Darah Pada Anak Mulai Mengkhawatirkan, Dinkes Imbau Orang Tua Memilah Jajanan Anak

0

VIRAL fenomena banyaknya kasus cuci darah pada anak di sejumlah wilayah di Indonesia, menyita perhatian publik.

SEMENTARA itu di Kota Banjarmasin sendiri, Dinas Kesehatan (Dinkes) Banjarmasin tak menampik bahwa adanya kasus cuci darah pada anak akibat gagal ginjal ini. “Di Banjarmasin juga ada kasusnya. Tapi belum terkonfirmasi berapa jumlah pastinya,” ujar Kepala Dinkes Banjarmasin, dr Tabiun Huda, Rabu (7/8/2024).

Dikatakan Tabiun Huda, hal ini bisa terjadi karena konsumsi gula secara berlebih. Khususnya pada anak yang berusia 15 tahun ke bawah. “Biasanya mereka beli jajanan tinggi gula di warung. Seperti makanan atau minuman kemasan yang kadar gula di dalamnya tinggi,” ujarnya.

BACA: Pemerintah Kota Banjarmasin Terus Berkomitmen Untuk Kawasan Tanpa Rokok

Banyak dampak yang terjadi pada anak yang berlebihan mengkonsumsi gula ini. Dijelaskan Tabiun Huda, bila vonisnya adalah gagal ginjal, maka anak harus menjalani cuci darah seumur hidup.

Berbeda lagi penanganannya dengan gagal ginjal kronis. “Penanganannya berbeda-beda, tergantung vonis,” katanya.

Oleh karena itu, Tabiun Huda mengimbau agar para orangtua bisa membiasakan anak-anak untuk mengkonsumsi makanan ataupun minuman olahan rumah. Begitu juga ketika saat berada di sekolah, agar diberikan bekal oleh orangtuanya.

“Petugas puskesmas kita juga sudah masuk ke sekolah-sekolah untuk sosialisasi pola hidup bersih. Termasuk ke kantin-kantin sekolah. Tapi saat di luar sekolah sulit terkontrol,” ucapnya.

BACA JUGA: Diterpa Isu Pungli, Tabiun Huda Tegaskan Imbauan Peduli Masalah Stunting

Fenomena banyaknya kasus cuci darah pada anak ini juga membuat orang tua di Banjarmasin merasa khawatir. Salah satunya Nur Sari Kasih.

Untuk menghindari kasus ini terjadi pada anaknya, Nur Sari membiasakan anak-anak untuk terus membawa bekal dari rumah saat pergi sekolah.

Andaikan nanti jika anak-anak ingin jajan di warung, ia pun akan turut ikut mendampingi. Tujuannya agar bisa memilah jajanan yang nantinya dikonsumsi.

“Sambil juga kita berikan edukasi. Misalnya kalau beli ini (permen) nanti bisa ini. Lalu kalau beli ini (minuman kemasan) nanti bisa ini,” ujarnya menjelaskan.(jejakrekam)

Penulis Fery Hidayat
Editor Ahmad Riyadi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.