Disbunak Barito Kuala Periksa Kesehatan Hewan Kurban dan Imbau Tidak Membuang Limbah Kurban ke Sungai

0

LEBARAN Idul Adha atau biasa dikenal sebagai hari raya kurban, dalam syariat Islam mengsyaratkan hewan yang dikurbankan harus cukup umur dan dalam kondisi sehat.

SENADA dengan itu, Pemerintah Daerah Kabupaten Barito Kuala melalui Dinas Perkebunan dan Peternakan (Disbunak), berupaya menjaga kesehatan daging hewan kurban. Berbagai kegiatan pemeriksaan hewan ternak termasuk hewan kurban terus dilakukan.

Kepala Disbunak, Suwartono Susanto melalui Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner, Henny Dyah Istininingsih menjelaskan, bahwa Disbunak Barito Kuala sudah melaksanakan pemeriksaan kesehatan hewan dengan rutin, terhadap ternak yang masuk ke wilayah Barito Kuala, maupun untuk persiapan hewan kurban.

BACA: Idul Adha, Momen Berbagi dan Upaya Meningkatkan Ketaqwaan

Selain itu ungkapnya, pemeriksaan fisik dilakukan sebelum dan sesudah pemotongan kurban dengan membentuk tim untuk pemantauan dan pemeriksaan hewan. Disbunak juga membuat surat edaran terkait Rumah Pemotongan Hewan (RPH).

“Yang harus dipastikan adalah hewan tersebut sehat, kandang yang bersih, pakan terjamin, dan ketersediaan air minum. H-1 Idul Adha kita lakukan pemeriksaan fisik, sehat dan layaknya hewan kurban termasuk pada hari pelaksanaan pemotongan,” tutur Henny.

“Kita lakukan semampu kita dengan beberapa sampel. Melakukan pemeriksaan kondisi daging apakah aman atau tidak layak konsumsi,” sambungnya.

Jumlah kebutuhan hewan kurban sendiri pada tahun 2024 di Barito Kuala sebanyak 955 sapi, 18 kerbau dan 105 kambing.

BACA JUGA: Lumbung Padi Kalsel, Batola Jaga Stabilitas Ketersediaan Pangan

Henny menyebut, ketersediaan hewan kurban di Barito Kuala mengalami surplus, dan menjadi pemasok hewan kurban ke daerah lainnya seperti Banjarmasin. Berdasarkan data Disbunak Barito Kuala, telah tersedia sebanyak 2.415 sapi, 71 kerbau dan 43 kambing.

Menyikapi akan limbah dari hewan kurban, Henny menyebut pihaknya turut mengimbau agar pembuangan limbahnya jangan ke sungai. “Sebaiknya membuat kubangan dan menguburnya di dalam tanah, juga harus diperhatikan tempat memotong dan pembagian daging, yang harus bersih dan jangan terlalu banyak terkontaminasi,” ungkapnya.

Disbunak Barito Kuala berharap pembuangan limbah kurban tidak dibuang ke sungai, yang nantinya akan berdampak pada penurunan kualitas sungai. “Apabila limbah kotoran dan bagian tubuh hewan dibuang ke sungai atau aliran air saat proses pencucian, maka akan mencemarinya, karena ada kandungan bakteri seperti E-Coli,” pungkas Henny.(jejakrekam)

Penulis Asyikin
Editor Ahmad Riyadi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.