Hingga Juni 2024 Inflasi Kalsel Stabil Dan Terkendalikan

0

GUBERNUR Kalimantan Selatan, H Sahbirin Noor melalui Kepala Dinas Perdagangan, Sulkan mengikuti Rapat Koordinasi (Rakor) Pengendalian Inflasi dalam rangka Pembahasan Langkah Konkret Pengendalian Inflasi di Daerah Tahun 2024, Selasa (4/6/2024) pagi.

RAKOR yang dipimpin oleh Mendagri RI secara virtual, diikuti melalui Command Center Kantor Gubernur Kalsel, Banjarbaru. Turut pula dihadiri oleh perwakilan Bank Indonesia (BI) Kalsel, Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kalsel, dan Dinas Sosial (Dinsos) Kalsel.

Plt Sekjen Kemendagri, Tomsi Tohir memimpin rakoor inflasi daerah se-Indonesia tersebut menyebutkan, berdasarkan catatan BPS bahwa inflasi bulan ke bulan (0,03 persen), tahun ke tahun (2,84 persen) dan tahun kalender (1,16 persen).

BACA: Rakor TPID Se-Kalsel , Gubernur Sahbirin Noor Sebut BUMD Turut Berperan Dalam Pengendalian Inflasi

Sementara di wilayah Kalimantan, inflasi tertinggi adalah Kalimantan Tengah (0,22 persen) dan deflasi terdalam yaitu Kalimantan Selatan (0,01 persen).

Tomsi menambahkan, setiap minggu bahan pokok yang selalu mengalami gejolak dan perlu diatasi segera. Seperti bawang merah/putih, cabe merah, gula pasir, telur ayam ras, minyak goreng, daging dan cabe rawit.

“Seluruh gubernur agar mengagendakan rapat bersama untuk mengatasi itu. Dan saya juga berharap Direktur Kementan dapat memberikan paparan solusi untuk mengatasi problem mingguan itu. Biar bahan pokok kita terkendali,” tegasnya.

Sementara itu, Gubernur Sahbirin Noor melalui Kadis Perdagangan, Sulkan bersyukur, bahwa angka inflasi di daerahnya terkendali dengan stabil, walau ke depannya tetap mewaspadai harga sembako.

“Hari ini saya mewakili Pak Gubernur Kalsel atau Paman Birin mengikuti rakor inflasi secara virtual. Alhamdulillah, angka inflasi secara nasional mengalami penurunan dari angka 3 persen menjadi 2,84 persen. Khusus Kalimantan Selatan di angka 2,63 persen, artinya jauh di bawah angka nasional,” ungkap Sulkan seusai rakor inflasi.

BACA JUGA: Rakor Pengendalian Inflasi, Gubernur Kalsel: Kunci Utama Jaga Stabilitas Pangan

Hal itu, menurutnya berkat kerja keras dari tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Kalimantan Selatan di bawah komando Paman Birin.

“Sesuai arahan Paman Birin, kita terus berupaya untuk selalu menjaga stabilitas terkait harga-harga di Kalsel. Ada kecenderungan perkembangan harga menurun, yaitu Indeks Perkembangan Harga (IPH) minus 0,4 persen dan satu Kabupaten HSU mengalami penurunan di angka 4,40 persen,” bebernya.

Menurut Sulkan, kita perlu mewaspadai harga yang fluktuatif seperti bawang merah/putih dan telur ayam ras. Secara keseluruhan, ia menyebutkan wilayah Kalsel dalam kondisi terkendali.

Dalam tinjauan inflasi di Kalimantan Selatan berada pada angka 2,63 persen di bawah Provinsi Kalteng dan Provinsi Jateng.

BACA LAGI: Pemprov Kalsel Perhatikan Arahan Mendagri Terkait Pengendalian Inflasi

Hal itu disampaikan oleh Pudji Ismartini, Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS) tentang tinjauan inflasi dan indeks perkembangan harga minggu ke-5 Mei 2024.

“Untuk inflasi dan indeks perkembangan harga untuk minggu ke-5 Mei. Baru saja BPS merilis angka inflasi untuk bulan itu, perbandingan antara bulan dan tahun tersebut. Berdasarkan kelompok pengeluaran deflasi yaitu makanan, minuman dan tembakau. Dan penyumbang terbesar adalah beras dengan angka 0,16 persen,” ungkap Pudji.

Kemudian, komoditas lainnya yang memberikan andil deflasi pada bulan Mei itu adalah tarif angkutan antarkota. Karena, masa lebaran telah dilewati sehingga tarif angkutan antar kota mulai meningkat, seperti angkutan darat, angkutan udara hingga kereta api.

“Komoditas bawang merah dan cabe merah masih mengalami inflasi dengan angka 0,05 persen. Adapun sebaran inflasi menurut wilayah, sebanyak 24 provinsi mengalami inflasi dan sisanya 14 provinsi mengalami deflasi,” terangnya.(jejakrekam)

Penulis Asyikin
Editor Ahmad Riyadi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.