Listrik Defisit Jadi Kendala Perumahan Bersubsidi

0

ASOSIASI Pengembang Perumahan dan Pemukiman Seluruh Indonesia (Apersi) Kalimantan Selatan menargetkan pembangunan 4.000 rumah sederhana (subsidi) pada tahun 2017.

“TARGET ini meningkat dibandingkan realisasi pembangunan rumah sederhana tahun lalu yaitu 2.500 unit rumah,” kata Ketua DPD Apersi Kalsel H Mukhtar saat mendampingi Ketua Umum DPP Apersi Junaidi Abdillah, usai berbuka puasa bersama di Hotel Golden Tulip, Kamis (15/6/2017).

Dia mengatakan akan terus menggenjot pembangunan rumah sederhana mengingat angka “backlog” yang masih cukup tinggi. Berdasarkan data Apersi, angka “backlog” rumah sederhana di Kalimantan Selatan, hingga saat ini mencapai puluhan ribu unit. “Kalau setiap tahun, angka ‘backlog’ rumah sederhana di Kalsel sekitar ribuan unit. Saat ini secara total mungkin sudah mendekati puluhan ribu unit,” kata H Mukhtar.

Meski demikian, Apersi Kalsel mengakui tidak mudah merealisasikan pembangunan 4.000 rumah sederhana mengingat terkendala oleh lahan.”Yang jelas rumah sederhana terus dibangun secara berkesinambungan,” ucapnya. H Mukhtar berharap jika target tahun 2017 tidak tercapai paling tidak realisasi pembangunan rumah sederhana tidak lebih rendah dibandingkan tahun 2016.

Terkait dengan hal itu, dia berharap agar pemerintah memberikan kemudahan terkait ketersediaan lahan dan pasokan listrik, termasuk perijinan untuk rumah sederhana tersebut.”Pada dasarnya Apersi siap membantu pemerintah merealisasikan program satu juta rumah karena memang pengembang yang tergabung dalam Apersi Kalsel adalah pengembang rumah sederhana,” ucap H Mukhtar.

Senada itu, Ketua Umum DPP Apersi Juniadi Abdillah menyebutkan, pembangunan tahun ini mencapai 130 ribu rumah subsidi se-Indonesia, dan Kalsel diurutan ketiga dan kedua, sehingga, diperkirakan Kalsel mampu menyerap perumahan subsidi. “Saat ini kendala dihadapi, karena pemerintah daerah masih sulit dalam perijinan, pengadaan lahan yang minim, serta listrik yang masih terbatas. Saya ingin kendala ini diharapkan bisa diatasi,” bebernya.

Kini DPP Apersi berkeliling untuk melihat persoalan di daerah seperti permasalah yang dihadapi. “Sekarang justru di Kalsel terbatasnya listrik, sedang daerah lain surplus listrik, sehingga perlu dipikiran pemerintah, termasuk bagaimana tanggung jawab,” tutur Junaidi Abdillah.(jejakrekam)

Penulis : Afdi NR

Editor   : Afdi NR

Foto     : Afdi NR

 

 

 

 

 

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.