Sampah di TPS HKSN Meluber Hingga ke Jalan

0

PEMANDANGAN tiap malam terus dinikmati warga seputar kawasan Jalan HKSN dan Perdagangan di Kecamatan Banjarmasin Utara, yang melihat tumpukan sampah yang memenuhi bahu jalan. Kondisi ini dipicu tempat pembuangan sementara (TPS) di kawasan kompleks perumahan itu memang tak memadai.

TAK hanya itu, ruas Jalan Perdagangan yang menjadi poros utama menuju Jalan Brigjen H Hasan Basri semakin terkelupas, terutama di seputaran TPS tersebut. Ini belum lagi bau yang cukup menyengat dari tumpukan sampah berbagai jenis dari basah hingga kering.

“Ya, kami perkirakan tiap malam sampah yang ada di kawasan TPS HKSN ini mencapai 12 ton lebih. Sebab, kami harus mengangkut sampah ini empat kali trip ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Basirih,” ujar Safwan, sopir truk kontainer sampah kepada jejakrekam.com, Selasa (13/6/2017) malam.

Ia mengakui kondisi TPS HKSN yang belum memadai hanya berukuran sekira 12 x 15 meter itu, memang harus menampung seluruh warga yang berada di berbagai kompleks perumahan, termasuk warga perkampungan di Kecamatan Banjarmasin Utara. “Kondisi TPS ini memang seperti seadanya. Makanya, kalau lantainya dicor semen, mungkin luasan agak lumayan, sehingga gerobak sampah bisa masuk ke daerah tidak menghalangi jalan yang tepat di pertigaan ini,” ucap Safwan.

Bersama tiga rekannya, Safwan mengaku sering kerepotan ketika sampah itu meluber hingga ke badan jalan. Sementara, aktivitas di kawasan Jalan HKSN-Perdagangan terbilang padat, sehingga terkadang memicu kemacetan. Apalagi, kawasan itu merupakan ibukota Kecamatan Banjarmasin Utara. “Makanya, gara-gara lokasi TPS seperti ini, air mengandung. Bagaimana pun baiknya aspal, kalau banyak tumpukan air berbau, jalan jelas akan cepat rusak,” kata Safwan.

Dia berharap bisa dibuat jaringan got atau pembuangan air limbah sampah ke kawasan TPS yang sebagian merupakan lahan kosong atau dialirkan ke pipa pengolahan limbah milik PD IPAL Banjarmasin. “Wah, masalah teknis itu urusan orang yang ahli. Kalau saya berpikir lebih baik ada jaringan got, sehingga air tak menumpuk di jalan,” ucap Safwan.

Untungnya, volume sampah yang ada di TPS HKSN berkurang dengan hadirnya sedikit 10 pemulung. Mereka mengais rezeki dari tumpukan sampah untuk mendapat botol plastik, gelas plastik, kardus serta barang-barang bisa dijual kembali. “Untuk satu kilogram kardus dan botol plastik ini dihargai Rp 1.600. Kalau gelas sisa air mineral lebih mahal, satu kilogramnya seharga Rp 3.000,” ujar Birin, warga Kuin Utara yang memilih memulung sampah di kawasan TPS HSKN.

Sampah-sampah berharga itu dijual Birin bersama kelompok pemulung lainnya ke Kuin Selatan, dekat Jembatan Putih. “Alhamdulillah, kalau banyak sampah berharga, bisa dapat uang Rp 90 ribu. Kalau sedikit ya paling banter Rp 30 ribu,” kata Birin, yang mengangkut berkarung-karung sampah berharga di atas gerobaknya.

Birin dan para pemulung lainnya juga berharap agar TPS HKSN bisa segera dibenahi, sehingga bisa lebih leluasa menggorek sampah, tanpa harus mengganggu arus lalu lintas di pertigaan Jalan HKSN-Perdagangan tersebut. “Kalau kami malah senang, kalau TPS ini lebih baik lagi. Sebab, terkadang kami juga repot saat arus lalu lintas di sini padat untuk menggorek sampah,” imbuhnya.(jejakrekam)

Penulis  : Didi G Sanusi

Editor    : Didi G Sanusi

Foto      : Didi G Sanusi

 

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.