BAWASLU Kalsel laksanakan kegiatan Pengembangan Pendidikan Pengawas Partisipatif dengan tema Berpadu Dalam Keragaman, Cegah Politisasi Sara, Politisasi Identitas dan Ujaran Kebencian Dalam Bingkai Bhinneka Tunggal Ika di Hotel Arya Barito yang berlangsung dari 28 hingga 30 September 2024.
KOMISIONER Bawaslu Kalsel, Thessa Aji Budiono mengatakan, pengawasan partisipatif merupakan strategi dari Bawaslu yang melibatkan unsur masyarakat.
“Dalam Undang-Undang memang merupakan bagian dari tugas Bawaslu tetapi harus menggandeng, melibatkan masyarakat agar terlibat secara aktif dalam pengawasan pemilu,” jelasnya.
BACA : KPU Tetapkan 2 Pasangan Calon di Pilgub Kalsel 2024, Bawaslu : Jaga Netralitas
Terkait dengan kegiatan ini, Bawaslu menggandeng Forum Pembauran Kebangsaan (FPK) Kalsel dan Ikatan Kekeluargaan Antar Suku Bangsa (IKASBA) Provinsi Kalsel.
“Kami berharap FPK dan IKASBA dapat bekerjasama dengan Bawaslu memberikan pemahaman terkait pengawasan partisipatif dan juga untuk membangun semangat nasionalisme yang tinggi karena kita menghadapi pilkada serentak 2024,” jelasnya.
Pihaknya berhadap dalam Pilkada nanti tidak ada isu politisasi SARA, politisasi identitas, hoaks, dan ujaran kebencian, karena ini sudah diatur di dalam Undang-Undang Pilkada.
BACA JUGA : Pemantau Pemilu Temukan Dugaan Kampanye Terselubung di Pilgub Kalsel, Bawaslu : Silakan Laporkan
Thessa menyebut melibatkan FPK dan IKASBA dalam kegiatan ini karena organisasi ini yang bersentuhan dengan suku bangsa yang ada di Kalsel, sehingga nanti mereka menyampaikan kepada masyarakatnya.
Sementara itu Ketua IKASBA Kalsel Aliansyah Mahdi mengatakan pentingnya merawat persatuan dan kesatuan bangsa selama perhelatan Pilkada Serentak 2024 terutama di Kalsel.
“Boleh saja kita berbeda pandangan politik, berbeda partai politik, tetapi kita harus selalu ingat bahwa ada yang lebih penting dari semua perbedaan tersebut, yaitu bagaimana kita dapat merawat dan menjaga kesatuan dan persatuan di Kalsel,” pungkasnya.(jejakrekam)