INTAN Sultan Adam, tidak lepas dari sejarah perjuangan masyarakat Banjar.
Intan ini merupakan harta kekayaan sekaligus peninggalkan Kerajaan Banjar, yang masa penjajahan Belanda dirampas kemudian dibawa ke negera mereka.
Intan ini merupakan warisan Sultan Adam, Raja Banjar memerintah 3 Juni 1825 hingga 1 November 1857.
Setelah dirampas oleh Pemerintah Belanda, Intan Sultan Adam sekarang menjadi salah satu koleksi Rijks Museum Amsterdam sejak tahun 1875.
Intan ini berukuran weight (berat) 7.65 gr × lenght (panjang) 2.1cm × widt (lebar) 1.7cm × height (tinggi) 1.4 cm.
Sejarawan FKIP Universitas Lambung Mangkurat, Mansyur menjelaskan berlian yang kini disimpan Rijk Museum Amsterdam, Belanda itu merupakan rampasan Perang Banjar, yang dimiliki oleh Panembahan Adam/Sultan Adam, Sultan Banjarmasin tahun 1825-1857.
“Berlian tersebut adalah pusaka, simbol kedaulatan sultan. Setelah meninggalnya Sultan Adam, Belanda ikut campur dalam suksesi di Kesultanan Banjar. Pada 1860, pasukan Belanda dengan brutal menguasai wilayah Kesultanan Banjarmasin dan menghapuskan kerajaan. Berlian kasar ini kemudian dikirim ke Belanda, kemudian dipotong berbentuk persegi panjang dengan ukuran 36 karat setelah diasah,” kata Sammy, sapaan akrabnya saat berbincang dengan jejakrekam.com beberapa waktu yang lalu.
Dikutip dari @borneosocial, ikhwal benda berharga ini dibawa ke negeri Belanda berlatar sejarah pada tahun 1860, di mana Kesultanan Banjar diserbu Belanda.
Hingga terjadilah Perang Banjar, di mana keraton dibakar dan harta kerajaan dirampas oleh kolonial Belanda.
Salah satu harga paling berharga yang dirampas penjajah Belanda adalah Intan Martapura milik Sultan Adam yang memiliki berat lebih 70 karat,
Saat Keraton Banjar dibumihanguskan, Belanda mengangkut setidaknya 21 benda pusaka termasuk intan tersebut.
Benda-benda pusaka itu, dibawa oleh tentara Belanda ke negaranya untuk dipersembahkan kepada Raja Willem III.
Di Amsterdam, Belanda, intan itu kemudian dipotong dari 70 karat menjadi beberapa bagian dengan ukuran 38,33 karat.
Namu demikian, intan-intan tersebut tidak pernah dijual dan disimpan di Rijks Museum sejak tahun 1902.
Hingga saat ini, intan itu masih menjadi koleksi tetap museum Belanda.
Pada tahun 2020, Pemerintah Belanda berjanji akan mengembalikan berbagai artefak kolonial termasuk pusaka dari Banjar.
Akan tetapi, hingga 2025 ini belum ada kabar kepastian apakah intan Sultan Adam akan dikembalikan ke tanah leluhurnya, Kalimantan Selatan. (jejakrekam.com)


