SERANGAN udara Israel menewaskan sedikitnya 33 warga Palestina di Gaza, kata pejabat rumah sakit pada hari Minggu (6/7), sementara militer Israel mengatakan telah menyerang lebih dari 100 target di daerah kantong yang diperangi itu dalam sehari terakhir.
Pertempuran itu terjadi saat Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bersiap terbang ke Washington untuk melakukan pembicaraan di Gedung Putih yang bertujuan untuk mendorong upaya gencatan senjata.
Presiden Donald Trump telah mengajukan rencana untuk gencatan senjata awal selama 60 hari yang akan mencakup pembebasan sebagian sandera yang ditahan oleh Hamas dengan imbalan peningkatan pasokan kemanusiaan yang diizinkan masuk ke Gaza.
Gencatan senjata yang diusulkan menyerukan pembicaraan untuk mengakhiri perang selama 21 bulan itu secara keseluruhan.
Puluhan Target
Dua puluh orang tewas dan 25 orang terluka setelah serangan Israel mengenai dua rumah di Kota Gaza, menurut Mohammed Abu Selmia, direktur Rumah Sakit Shifa yang melayani daerah tersebut.
Di Gaza selatan, 13 warga Palestina tewas akibat serangan di Muwasi, sebuah wilayah di Laut Tengah Gaza tempat banyak pengungsi tinggal di tenda-tenda, kata pejabat di Rumah Sakit Nasser di dekat Khan Younis sebagaimana dilansir Arab News.
Lima dari korban tewas berasal dari keluarga yang sama menurut rumah sakit tersebut.
Militer Israel belum memberikan komentar langsung mengenai serangan-serangan tersebut, tetapi mengatakan telah menyerang 130 target di seluruh Jalur Gaza dalam 24 jam terakhir.
Dikatakan bahwa serangan-serangan tersebut menargetkan struktur komando dan kendali Hamas, fasilitas penyimpanan, senjata dan peluncur, dan telah menewaskan sejumlah militan di Gaza utara.
Perang dimulai ketika Hamas menyerang Israel pada 7 Oktober 2023, menewaskan sekitar 1.200 orang dan menyandera 251 lainnya.
Israel menanggapi dengan serangan yang telah menewaskan lebih dari 57.000 warga Palestina, lebih dari setengahnya adalah wanita dan anak-anak, menurut Kementerian Kesehatan Gaza.
Kementerian tersebut, yang berada di bawah pemerintahan Hamas di Gaza, tidak membedakan antara warga sipil dan kombatan.
PBB dan organisasi internasional lainnya melihat angka-angkanya sebagai statistik yang paling dapat diandalkan mengenai korban perang.
Gencatan Senjata Sedang Dibahas
Serangan terjadi saat upaya untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata tampaknya mendapatkan momentum.
Kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan pemerintahnya akan mengirim tim negosiasi ke perundingan di Qatar pada hari Minggu untuk melakukan perundingan tidak langsung, seraya menambahkan bahwa Hamas sedang mencari perubahan yang “tidak dapat diterima” terhadap proposal tersebut.
Perundingan yang direncanakan di Qatar dilakukan menjelang kunjungan Netanyahu yang direncanakan pada hari Senin ke Washington untuk bertemu dengan Presiden AS Donald Trump guna membahas kesepakatan tersebut. Tidak jelas apakah kesepakatan akan dicapai sebelum pertemuan Netanyahu di Gedung Putih.
Hamas telah meminta jaminan bahwa gencatan senjata awal akan mengarah pada akhir total perang dan penarikan pasukan Israel dari Gaza.
Perundingan sebelumnya terhenti karena tuntutan Hamas akan jaminan bahwa perundingan lebih lanjut akan mengarah pada akhir perang, sementara Netanyahu bersikeras Israel akan melanjutkan pertempuran untuk memastikan kehancuran kelompok militan tersebut. (jejakrekam.com/berbagai sumber)