MENGANTISIPASI kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang diperkirakan puncaknya terjadi pada bulan Agustus 2025, Gubernur Kalimantan Selatan, H Muhidin sudah mengusulkan 7 unit helikopter.
HAL tersebut diungkapkan oleh Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kalsel, Bambang Dedy Mulyadi yang mengatakan 7 unit helikopter itu terdiri dari 5 unit untuk water bombing dan 2 unit untuk pemantauan atau patroli. “Selain itu juga, Beliau mengusulkan modifikasi cuaca,” ujarnya, pada Kamis (12/6/2025) dengan awak media di Banjarbaru.
Bambang menjelaskan, alasan usulan 2 unit helikopter untuk pemantauan atau patroli itu, karena berdasarkan pengalaman Tim Darat kesulitan untuk menjangkau area yang luas atau jauh sehingga petugas sulit segera bertindak.
“Kemudian untuk memantau kebakaran hutan dan lahan secara terintegrasi serta untuk memantau titik api bersama dengan sistem pemantauan lain, seperti satelit dan sensor,” katanya.
Selain mengusulkan 7 unit helikopter kepada Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BPBN), Gubernur Muhidin juga mengusulkan kepada Badan Metrologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) terkait modifikasi cuaca untuk membuat hujan buatan. “Ini jika terjadi kekeringan, sehingga dapat mengisi air kedalam waduk, drainase serta bendungan,” ungkapnya.
Walaupun puncak kemarau diperkirakan terjadi pada bulan Agustus nanti, tapi saat ini sudah di temukan ratusan titik api. “Tapi itu hanya fluktuasi, apabila hujan tiba, titik api itu hilang,” ucap Bambang.
Sedangkan untuk persiapan Pos Siaga, ada beberapa langkah sesuai dengan pedoman penetapan status oleh BPBN. “Tetapi yang paling penting adalah kesiapsiagaan BPBD Kalsel bersama-sama BPBD Kabupaten/Kota serta dibantu TNI/Polri, sebab pos itu dibentuk setelah ada status,” sebutnya.
Bambang mengatakan, saat ini pihaknya sudah menerjunkan tim untuk mengontrol sumber air, baik itu di bendungan dan irigasi. “Aapakah permukaan airnya turun atau stabil dan naik,” terangnya.
Diakui Bambang, penanganan Karhutla pada Tahun 2024 kemarin , jauh lebih baik dari 2023. “Karena usulan ke BPBN lebih cepat juga mitigasi bencana, serta pembasahan lahan di kawasan bandara, tim sangat kompak,” ujarnya lagi.
“Keberhasilan itu di buktikan, dimana kebakaran lahan di Tahun 2023 sebesar 3 ribu hektar, sedangkan pada Tahun 2024 cuma 600 hektar yang terbakar. Sehingga ini sebagai pedoman untuk Tahun 2025 ini,” pungkasnya.(jejakrekam)