PERMASALAHAN sampah terus menjadi fokus pembenahan di Kota Banjarmasin. Tak hanya yang berada di darat, penanganan sampah di kawasan perairan juga mulai dioptimalkan.
PEMERINTAH Kota (Pemkot) Banjarmasin pun kini menambah satu unit alat baru. Yakni eksavator amfibi, yang dibeli dengan anggaran sebesar Rp7,2 miliar dan beroperasi di Pusat Daur Ulang (PDU) Banua Anyar.
Walikota Banjarmasin, HM Yamin HR pun menerangkan, alat ini akan menjadi solusi untuk mengatasi persoalan sampah dan sedimentasi di sungai-sungai kota. “Ini akan jadi alat utama untuk mengeruk sungai, juga untuk mengangkat tumpukan eceng gondok yang selama ini jadi momok,” ujarnya.
Diakui Muhammad Yamin, yang jadi tantangan terbesar dalam pengelolaan sampah di sungai selama ini adalah, kondisi sungai yang dangkal. Serta susahnya untuk diakses oleh alat berat konvensional. “Sekarang dengan adanya eksavator ini bisa untuk mengatasi kendala tersebut,” tuturnya.
“Tetapi, karena ukurannya cukup besar, penggunaannya memang lebih cocok di sungai yang lebar dan dalam,” tandasnya.
Sementara itu Kepala Dinas PUPR, Suri Sudarmadiyah mengungkapkan, pengadaan alat baru ini merupakan strategi jangka panjang terkait rencana revitalisasi dan pembenahan sungai di Banjarmasin.
“Alat ini diharapkan dapat mengoptimalkan penanganan sampah di sungai besar, sekaligus menjaga fungsi ekologis sungai sebagai urat nadi kehidupan masyarakat,” ujar Suri.
Dimana eskavator ini memiliki kapasitas angkut hingga 20 ton dengan ukuran super panjang, sehingga mampu bekerja maksimal di berbagai kondisi sungai.
Selain itu dengan adanya eksavator ini, penanganan pembersihan di PDU Sungai Gampa khususnya untuk membersihkan eceng gondok bisa lebih maksimal.
“Ini nanti akan membantu membersihkan eceng gondok yang tertumpuk di perangkap ilung milik kita,” ujar Kepala Bidang Sungai Dinas PUPR, Hizbul Wathony menambahkan.
Selain Sungai Gampa, alat ini juga akan digunakan untuk pengerukan sedimen di sungai-sungai besar lain seperti Sungai Martapura di tengah kota dan Sungai Muara Kelayan. “Terutama di muara sungai dan sungai besar yang sering mengalami pendangkalan,” tandasnya.(jejakrekam)