14.6 C
New York
Senin, Mei 19, 2025

Buy now

Sosialisasi Perda Pengelolaan Sampah, Bekali Guru dengan Pengetahuan dan Keterampilan Lingkungan

PAGI itu, Aula SMK ISFI Banjarmasin dipenuhi para guru dari berbagai sekolah. Bukan untuk seminar kurikulum atau pelatihan pembelajaran daring, melainkan untuk belajar mengolah sampah. Dari kulit buah hingga larva maggot, semuanya jadi bahan belajar untuk masa depan lingkungan yang lebih bersih.

DIPRAKARSAI Anggota DPRD Kalimantan Selatan, Mushaffa Zakir, kegiatan ini merupakan bagian dari sosialisasi Perda Nomor 8 Tahun 2018 tentang Penyelenggaraan Pengelolaan Sampah.

Tidak hanya berupa pemaparan materi, para peserta yang terdiri dari guru MA, SMA, dan SMK juga dibekali pelatihan langsung untuk mengolah sampah organik dan anorganik dengan metode sederhana namun berdampak besar, seperti Takakura, biopori, hingga pembuatan eco-enzyme.

BACA : Implementasi Perda Pengelolaan Sampah Diperkuat Lewat Sosialisasi dan Pelatihan

Menurut Mushaffa Zakir, pelatihan ini menekankan tiga poin utama dalam pengelolaan sampah, yaitu pencegahan, pemilahan, dan pengolahan.

“Kami ingin membentuk kepedulian terhadap lingkungan, khususnya di kalangan pendidik dan siswa. Salah satu cara paling efektif adalah dengan mengelola sampah mulai dari rumah dan sekolah,” jelas Mushaffa Zakir yang merupakan anggota Komisi III DPRD Kalsel.

Pelatihan ini dipandu oleh narasumber Dr. Eng. Ar. Akbar Rahman, dosen Universitas Lambung Mangkurat dan pemerhati lingkungan.

Ia menekankan pentingnya pengelolaan sampah dari sumbernya serta memperkenalkan lima teknik sederhana yang bisa diterapkan oleh masyarakat, yaitu metode Takakura, ember tumpuk, biopori, budidaya maggot, dan pembuatan eco-enzyme.

BACA JUGA : Mushaffa Ajak Warga Jaga Toleransi melalui Sosialisasi Perda Nomor 12/2022

“Eco-enzyme merupakan hasil fermentasi limbah organik selama 90 hari. Produk ini bisa digunakan untuk kebersihan rumah hingga perawatan kecantikan. Untuk hasil terbaik, gunakan kulit buah-buahan yang tinggi vitamin C seperti jeruk, nanas, atau semangka,” jelasnya.

Kepala SMK ISFI, Muhammad Noor Ipansyah, menyampaikan apresiasinya atas pelatihan ini. Ia mengungkapkan bahwa sekolahnya sudah memulai upaya pemilahan sampah dengan menyediakan tempat sampah terpisah, namun belum sampai pada tahap pengolahan lebih lanjut seperti pembuatan eco-enzyme.

“Kami sangat terbantu dengan pelatihan ini, apalagi melibatkan langsung guru dan petugas kebersihan sekolah. Diharapkan ilmu yang didapat bisa diterapkan secara menyeluruh di lingkungan sekolah,” katanya.

Ia juga menyebut bahwa kegiatan seperti ini penting untuk memperkuat karakter siswa agar lebih peduli terhadap lingkungan, mengingat jumlah siswa/i di SMK Isfi mencapai lebih dari 400 orang.

Dengan diadakannya pelatihan ini, diharapkan sekolah-sekolah di Banjarmasin dapat menjadi contoh dalam pengelolaan sampah dan turut berkontribusi dalam mengatasi persoalan darurat sampah di Banjarmasin.(jejakrekam)

ViaRiza
Fahriza
Fahriza
Manager Pemberitaan

Related Articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Stay Connected

0FansSuka
0PengikutMengikuti
22,300PelangganBerlangganan
- Advertisement -spot_img

Latest Articles