RIBUAN anak di Kota Banjarmasin disinyalir putus sekolah. Pemerintah Kota Banjarmasin pun tinggal diam, dan menyampaikan imbauan agar persoalan ini, menjadi atensi khusus yang harus dihadapi secara terbuka dan bersama-sama.
UNTUK itu, Dinas Pendidikan Kota Banjarmasin menggelar Sosialisasi Penanganan Anak Putus Sekolah dengan tajuk ‘Ayo Bersama Kita Atasi Anak Tidak Sekolah – Banjarmasin Maju Sejahtera’, pada Senin (5/5/2025).
Menurut Walikota Banjarmasin, HM Yamin HR, kegiatan tersebut bukan hanya seremoni semata, namun juga menjadi panggung keseriusan pemerintah dalam menyikapi persoalan anak putus sekolah, yang adalah salah satu ‘pekerjaan rumah’ (PR) besar, pemerintah kota.
“Kita harus jujur melihat kenyataan. Masih banyak anak kita yang tak sekolah, dan itu bukan cuma urusan dinas pendidikan. Ini tanggung jawab seluruh elemen kota,” tegas Muhammad Yamin usai membuka kegiatan yang dihadiri camat, lurah, dan pimpinan SKPD se-Banjarmasin.
BACA: 6.000 Anak Di Banjarmasin Putus Sekolah Selama Tahun 2023
Dalam kesempatan itu pula, dilakukan penandatanganan komitmen bersama seluruh stakeholder, sebagai simbol bahwa semua lapisan birokrasi kota siap turun tangan langsung.
“Kalau hanya satu dinas yang bergerak, Kita akan lambat. Tapi kalau semua terlibat, Saya yakin angka anak putus sekolah bisa kita tekan,” beber Muhammad Yamin.
Pihaknya pun berencana menindaklanjuti sosialisasi ini dengan pembentukan tim lintas sektor, termasuk tokoh masyarakat dan lembaga swasta, untuk mempercepat pendataan dan intervensi. “Intinya, tak ada anak yang dibiarkan berhenti sekolah begitu saja,” tegasnya.
Sementara itu, Plt Kepala Dinas Pendidikan Banjarmasin, Ryan Utama menyampaikan, bahwa data awal dari aplikasi verifikasi anak putus sekolah mencatat sekitar 7.000 anak di berbagai jenjang pendidikan tidak sekolah. Namun dari angka itu, baru 1.900 yang datanya berhasil diverifikasi.
“Masalah utamanya justru di sini. Kita belum tahu alasan jelas kenapa sebagian besar dari mereka tidak sekolah. Apakah karena biaya, kondisi keluarga, atau faktor sosial lainnya,” terang Ryan.
BACA JUGA: Data Anak Putus Sekolah 6.000 Orang Diklarifikasi Kepala Disdik Banjarmasin: Hanya 2.905 Siswa
Menurutnya, Pemkot Banjarmasin sebenarnya telah mencatat peningkatan dalam capaian Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang pendidikan. “Rapor pendidikan Kita naik dari status tuntas awal ke tuntas madya. Itu menunjukkan mayoritas indikator layanan sudah terpenuhi. Tapi tetap saja, satu anak yang tak sekolah adalah satu kegagalan yang harus segera ditangani,” ujarnya lagi.
Lebih lanjut, dirinya menjelaskan bahwa update terakhir dari Badan Penjaminan Mutu Pendidikan Provinsi Kalsel menunjukkan kemungkinan jumlah anak tidak sekolah sebenarnya sekitar 3.000-an. Namun, pemkot tetap menggunakan angka konservatif 7.000 sebagai pijakan kerja, sembari menunggu validasi ulang di lapangan.
Sebagian besar anak yang masuk dalam daftar tidak sekolah tersebut berada di jenjang pendidikan usia dini (PAUD). “Ini jadi penting karena masa PAUD adalah fondasi utama sebelum masuk pendidikan dasar. Kalau terputus di sini, risikonya panjang,” tukasnya.
(jejakrekam)