PAMERAN tunggal perupa Rokhyat asal Banjarmasin, di BadryGallery, Banjarmasin Timur, pamerkan karya lukis selama puluhan tahun bergelut di bidang seni.
SETIDAKNYA, ada 16 karya miliknya yang dipamerkan. Mulai dari karya lama sang pelukis, hingga karya-karya terbarunya. Salah satunya, lukisan yang mencuri perhatian hingga sempat viral, yakni ‘Tikus dalam Garuda’.
Lukisan Tikus dalam Garuda sendiri memvisualkan seekor tikus putih yang digambarkan memakai jas, dasi, serta medali. Namun dibalut dengan zirah burung garuda emas yang memiliki sayap serta cakar yang menggenggam tulang bertulis Bhineka Tunggal Ika dengan darah yang menetes.
Karena karya lukisan ini, banyak pengunjung yang menafsirkannya akan sebuah kritik terhadap kondisi Indonesia sekarang. Salah satunya seperti ungkapan ‘Indonesia Gelap’ yang saat ini ramai digaungkan.
BACA: Bertema Balantak, Pameran Bias Borneo Ke-3 Jadi Panggung Seniman Muda Tunjukkan Karyanya
Menyikapi berbagai tafsir dari masyarakat luas, Rokhyat pun mempersilahkan semua orang untuk mengungkapkan pandangannya masing-masing ketika melihat karya tersebut. “Karya itu bisa dimaknai tergantung rasa dan perspektif masing-masing orang. Karena berbeda orang pasti berbeda cara dia melihat sesuatu dan memaknai hal,” ujarnya, Minggu (23/2/2025).
Rokhyat pun mengaku senang mendengar perdebatan tentang tafsir untuk lukisan milikinya tersebut. Sebab dengan begitu, karya itu bisa lebih hidup.
Selama proses membuat lukisan tersebut pun, Rokhyat mengaku tidak ada misi khusus ataupun latar belakang dorongan khusus. “Ini keluar dengan sendirinya. Mungkin endapan dari perasaan dan pengalaman yang dijalani selama ini,” ungkapnya.
Sampai saat ini, Rokhyat menuturkan sudah ada banyak yang ingin menawar lukisan tersebut. Akan tetapi dirinya masih belum memiliki niat untuk menjualnya. “Saya masih ingin karya tersebut dinikmati publik,” tuturnya.
Meski demikian, saat ini lukisan Tikus dalam Garuda tengah diamankan atau tidak dipajang untuk sementara waktu. Pasalnya pihak galeri tengah memikirkan konsep sajian baru untuk ditampilkan kembali pada 26 Februari mendatang. “Kami simpan dulu. Akan dipertunjukkan kembali dengan konsep yang lebih menarik,” ujar Rokhyat.
Walaupun lukisan Tikus dalam Garuda sedang tidak dipamerkan, pengunjung masih disuguhkan oleh berbagai karya lukis lain karya Rokhyat. Yang tentu tidak kalah memukau.
BACA JUGA: Ketika Lukisan Mengajarkan untuk Berpikir, Membedah Buku Estetika Sufistik Amang Rahman
Sementara itu kurator pameran, Badri menerangkan, perencanaan pameran ini sudah dilakukan sejak lama. Yakni sejak Tahun 2018 silam.
“Yang mana tajuk dari pameran tunggal ini adalah Maestro. Memiliki makna untuk mewakili 20 tahun perjalanan Rokhyat selama menjadi seorang seniman,” ucap Badri.
Setidaknya ada 16 karya yang dipamerkan, ini merupakan hasil kurasi dari setidaknya lebih dari 100 karya milik Rokhyat selama periode Tahun 2004 hingga 2024. “Beberapa karya terbaru yang dipamerkan di sini diantaranya, Panen Raya, Petarung Terakhir, Ikan Cupang hingga Tikus dalam Garuda,” ujarnya.
Pameran yang dibuka selama beberapa pekan ini, diungkapkan Badri sudah ada ribuan pengunjung yang datang. Dengan frekuensi perharinya mencapai 50 sampai 70 pengunjung.
Dari belasan karya lukis yang dipamerkan itu, salah satu karya yang paling diminati oleh pengunjung yang datang langsung, menurut pengamatannya adalah karya berjudul Anting Nini.
BACA LAGI: Gelar Pameran Tunggal, Hajriansyah Suguhkan 24 Lukisan di Rumah Oettara
Disisi lain, Badri juga mengungkapkan kesannya pada 20 tahun perjalanan Rokhyat menjadi seorang seniman. Dirinya pun menjuluki Rokhyat sebagai ‘Seniman Sakti’.
Julukan ini Ia sematkan, karena menurutnya sosok Rokhyat ini memiliki kebisaan pada berbagai jenis gaya lukisan. Baik realis, abstrak, dekoratif dan berbagai gaya lain.
“Jadi saat Kita melihat karya Beliau ini, katakanlah tidak hanya menguasai satu jurus, tapi sudah berbagai jurus. Makanya saya juluki seniman sakti,” tandasnya.(jejakrekam)