4.2 C
New York
Selasa, Maret 18, 2025

Buy now

Antisipasi Banjir, Modifikasi Cuaca dan Doa kepada Allah Jadi Langkah Penting

BENCANA banjir yang melanda Kalsel pada awal 2025 ini seperti jadi momok yang tak pernah berhenti karena terjadi setiap tahun.

UNTUK bisa mengatasi dampak banjir tersebut, DPRD Kalsel menggelar rapat kerja dengan sejumlah pihak seperti BPBD, PUPR, Dinas Kehutanan dan DLH Kalsel.

Anggota Komisi I DPRD Kalsel Dirham Zain dalam rapat tersebut menegaskan, untuk antisipasi bencana banjir, salah satunya adalah dengan memanfaatkan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) yang telah terbukti efektif dalam mengurangi curah hujan berlebih.

BACA : ‘Dari Kota Sungai Menjadi Kota Banjir, Bukti Nyata Gagalnya Pemerintah Kota Menata Banjarmasin’

“Modifikasi cuaca merupakan teknik yang digunakan untuk mempengaruhi proses atmosfer guna menciptakan cuaca yang lebih terkendali,” ucapnya.

Dirham menyebut, dalam beberapa tahun terakhir, TMC telah diterapkan untuk mencegah terjadinya hujan deras yang dapat menyebabkan banjir di beberapa wilayah.

Teknik ini, sebutnya melibatkan penyemaian awan dengan bahan kimia tertentu agar hujan bisa jatuh di tempat yang lebih tepat dan aman.

BACA JUGA : “Mengapung atau Tenggelam: Jalan Terjal Banjarmasin Menata Masa Depan”

Namun, beber Politisi PKB ini, selain teknologi, aspek spiritual juga dianggap sangat penting. Masyarakat diimbau untuk lebih memperbanyak doa dan memohon kepada Allah agar diberikan perlindungan dari bencana alam, termasuk banjir.

“Dengan kombinasi upaya teknologi, kewaspadaan, dan doa, diharapkan bencana banjir dapat dihindari atau setidaknya dampaknya bisa diminimalisir. Mari bersama-sama berdoa dan berusaha agar musim hujan ini tidak membawa dampak yang lebih buruk,” urai Dirham.

Hal senada disampaikan M Yani Helmi. Politisi Partai Golkar ini mempertanyakanan mengapa kita baru ribut setelah bencana banjir tiba.

BACA LAGI : Warga Desa Gunung Raja Antusias Sambut Reses Dirham Zain

“Kenapa tidak berpikir apa yang harus kita lakukan sebelum terjadi bencana. Apa yang harus kita lakukan untuk mengantisipasinya,” ucap pria yang kerap disapa Paman Yani ini.

Ia pun menegaskan, harus ada koordinasi yang baik antara provinsi dan kabupaten atau kota. Sungai sungai yang terhambat harus dirapikan agar air dapat mengalir.

“Harus diingat bukan hanya banjir yang kerap jadi langganan, namun juga ada bencana kebakaran hutan dan lahan yang juga harus jadi perhatian kita semua,” jelas Yani Helmi.

BACA : Sosialisasi Perda Toleransi, Dirham Zain : Membangun Kehidupan Berdampingan dalam Keberagaman

Sementara itu, Kabid Pencegahaan dan Kesiapsiagaan BPBD Kalsel, Bambang Dedi Mulyadi sangat sepakat dengan tekhnologi modifikasi cuaca untuk mencegah bencana banjir di Kalsel.

Mantan wartawan ini menyebut,  untuk satu kali modifikasi cuaca diperlukan anggaran sekitar Rp 400 juta.

“TMC sudah pernah dilakukan pada akhir Januari lalu di Kalsel dan hasilnya cukup efektif,” pungkas Bambang.(jejakrekam)

Fahriza
Fahriza
Manager Pemberitaan

Related Articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Stay Connected

0FansSuka
0PengikutMengikuti
22,300PelangganBerlangganan
- Advertisement -spot_img

Latest Articles