SEPANJANG Tahun 2024, Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kota Banjarmasin mencatat peningkatan kasus kekerasan pada perempuan dan anak.
HINGGA 31 Desember 2024, tercatat ada 175 kasus yang masuk ke DP3A Kota Banjarmasin. Kasus ini bervariasi, mulai dari kasus kekerasan pada anak ataupun kekerasan pada perempuan.
Kepala DP3A Kota Banjarmasin, M Ramadan menerangkan, jumlah ini meningkat jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, yang tercatat 157 kasus pada Tahun 2023. “Ini membuktikan kami bekerja dengan maksimal dalam hal penjangkauan hingga penanganan kasus, sampai dengan selesai,” ujarnya saat diwawancarai, Selasa (31/12/2024).
Kasus yang rata-rata didapati pihaknya sepanjang tahun ini, dikatakan Ramadan sebagian besar merupakan kekerasan psikis maupun non-psikis yang dilakukan pada perempuan dan anak.
BACA: Berikan Pelatihan Paralegal, Tekan Kasus Kekerasan Pada Anak, Perempuan dan Keluarga
Dari situ, pihaknya selalu melakukan tindakan preventif dengan melakukan sosialisasi dan mitigasi resiko kepada para masyarakat. Agar kekerasan pada perempuan dan anak ini tidak sampai terjadi. “Kalaupun sampai terjadi juga, segeralah melapor ke UPTD ataupun ke call center 112,” tuturnya.
Ramadan pun menerangkan, lonjakan laporan kekerasan ini terjadi paling tinggi pada bulan Juni dan Juli atau pada musim liburan sekolah. “Ini memang sering terjadi di bulan-bulan tersebut,” ucapnya.
Sebagai bentuk upaya pencegahan, karena seringnya terjadi kasus kekerasan pada musim libur sekolah. Kedepan pihaknya akan menggencarkan edukasi kepada pihak sekolah, guru hingga orang tua untuk lebih memperhatikan anak-anak.
“Harapannya orang tua bisa menjaga, guru juga memberikan wejangan. Agar kasus kekerasan anak ini bisa ditekan, terutama pada musim liburan sekolah,” pintanya.
BACA JUGA: 101 Kasus Kekerasan Perempuan Dan Anak Di Banjarmasin Tercatat Sejak Januari 2023
Lebih lanjut, meningkatkannya laporan kasus kekerasan pada perempuan dan anak yang pihaknya terima tahun ini tak akan memberikan pengaruh kepada penilaian Kota Layak Anak (KLA).
Sebab meskipun jumlah kasus kekerasan ini menjadi indikator penilaian, dirinya tetap optimis dari indikator yang sudah pihaknya masukkan sebelumnya baik dari penilaian mandiri maupun dari provinsi, Banjarmasin masih bisa mendapatkan predikat KLA.
“Insyaa Allah, di Tahun 2025 nanti Banjarmasin bisa meraih predikat utama, setelah 2 tahun kita mendapat predikat nindya,” ungkapnya.
“Dan ini akan menjadi indikator kita menekan angka kekerasan pada anak,” tandasnya.(jejakrekam)