SEPANJANG Tahun 2024, Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) Kota Banjarmasin mencatat ada sebanyak 134 kejadian kebakaran yang terjadi di Kota Seribu Sungai ini.
JUMLAH ini menurun cukup signifikan dibandingkan tahun sebelumnya. Dimana pada 2023 tercatat ada 190 kejadian kebakaran.
Meski demikian, data ini masih lebih tinggi dibandingkan yang tercatat pada Tahun 2022, dimana ada 106 kejadian dan Tahun 2021 dengan 101 kejadian.
Untuk kejadian kebakaran di Tahun 2024 sendiri, berdasarkan data DPKP Kota Banjarmasin, daerah paling banyak terjadi kebakaran berada di Banjarmasin Barat dengan 35 kejadian, kemudian disusul Banjarmasin Tengah dengan 33 kejadian.
Lalu di Banjarmasin Timur dengan 28 kejadian, dan Banjarmasin Utara dengan 20 kejadian. Serta untuk daerah paling sedikit kebakaran ada di Banjarmasin Selatan dengan 18 kejadian sepanjang tahun.
BACA: Kejadian Kebakaran Di Banjarmasin Jauh Menurun Dari Tahun Sebelumnya
Kemudian, dari ratusan kejadian di Tahun 2024 ini, setidaknya ada 7 korban terdampak. Yang mana 3 diantaranya meninggal dunia akibat kebakaran yang terjadi.
Kepala DPKP Kota Banjarmasin, Hendro menuturkan, kejadian kebakaran di Banjarmasin ini masih didominasi akibat korsleting listrik serta kelalaian masyarakat itu sendiri.
“Seperti ketika keluar rumah lupa mencabut stopkontak, kemudian instalasi listrik yang sudah terlalu tidak diganti,” jelasnya.
Selain itu, dikatakan Hendro akibat masih banyaknya rumah yang dibangun saling berdekatan, ini membuat dampak kerusakan yang terjadi apabila kebakaran menjadi lebih banyak.
Oleh karena itu, pihaknya hingga saat ini masih gencar melakukan sosialisasi ke masyarakat sebagai bentuk pencegahan agar tidak terjadi kebakaran. “Mulai awal tahun kita sudah sosialisasi ke masyarakat, baik di kelurahan maupun masuk ke lingkungan sekolah,” ujarnya.
Ia pun menekankan, sebagai langkah pertama mencegah kejadian kebakaran semakin membesar, setiap satu rumah seharusnya memiliki setidaknya satu alat pemadam api ringan (apar). “Kalau tidak bisa, paling tidak satu RT itu punya lah 5 buah apar,” tuturnya.
BACA JUGA: Hikayat Brandweer dalam Pergulatan Bencana Kebakaran Banjarmasin
Disinggung apakah bisa dari DPKP Kota Banjarmasin, untuk menyiapkan apar per RT ini. Hendro menerangkan kewenangan itu berada pada di kelurahan masing-masing. “Kalau dari kami tidak ada. Kelurahan ada dananya, jadi seharusnya bisa memberikan apar. Namun tetap bertahap juga untuk bisa melengkapi seluruhnya,” bebernya.
Senada dengan yang diungkapkan Hendro, Kepala Bidang Pencegahan DPKP Kota Banjarmasin, Marliansyah mengungkapkan untuk bisa menekan jumlah kejadian kebakaran di Banjarmasin, tindakan sosialisasi harus selalu digencarkan.
Ini dikatakannya karena masih banyak masyarakat yang acuh tak acuh pada pentingnya keamanan instalasi listrik, baik dari pemasangan jaringan kabel yang berantakan hingga umur instalasi yang terlampau masa pakainya. “Kita sudah masuk ke setiap 52 kelurahan, kita berikan edukasi di segala tingkatan,” ujarnya.
Terkait dengan pengadaan apar sendiri, Marli juga mengungkapkan bahwa hal ini berada pada ranah kewenangan kelurahan. “Lebih tepat kesana seharusnya, karena mereka memiliki data-data jumlah RT yang ada di kawasan mereka. Kalau di dinas kita tidak ada, keterbatasan anggaran itu jadi salah satu alasan tidak adanya pengadaan itu,” tandasnya.(jejakrekam)