PENELITIAN terbaru menunjukkan bahwa pengetahuan lokal dapat berkontribusi terhadap adaptasi terhadap perubahan iklim.
PADA saat yang sama, terdapat kekhawatiran mengenai relevansinya untuk adaptasi di masa depan. Beberapa potensi dan tantangan utama dalam penerapan pengetahuan lokal untuk adaptasi. Ancaman terhadap pemanfaatan sumberdaya laut yang tidak terkendali dan pemusnahan hutan.
Oleh sebab itu, penting untuk melindungi hutan, laut dan mangrove, peningkatan manajemen risiko bencana, meningkatkan penilaian dan pemetaan risiko, integrasikan ke dalam perencanaan dan pembangunan kota ekonomi sirkular, mengembangkan sistem peringatan dini, mendorong keterlibatan dan partisipasi masyarakat, memperkuat pendidikan dan kesadaran, meningkatkan mekanisme tanggap bencana dan pemulihan.
BACA : Raih Suara Terbanyak, Setia Budhi Kembali Pimpin Prodi Sosiologi FISIP ULM
Demikian beberapa catatan Dr. Pascaline Gaborit – PILOT4DEV, seorang peneliti dari Belgia – Eropa yang memberikan kuliah tamu pada Pogram Studi Sosiologi FISIP Universtas Lambung Mangkurat beberapa waktu yang lalu.
Peran kearifan lokal ditentukan oleh interaksi antara lembaga informal dan formal di tingkat seperti misalnya gerakan LSM yang bergerak di lingkungan hidup di perkotaan yang berkolaborasi dengan pemerintah kota dan juga masyarakat serta koordinasi dan tata kelola, kapasitas kelembagaan, keterlibatan dan kepercayaan komunitas, komunikasi peringatan dini dalam azas keberlanjutan dan pemeliharaan.
Sementara itu , Dr. Setia Budhi, yang juga ketua Program Studi Sosiologi mengatakan peran pengetahuan lokal dalam adaptasi perubahan iklim perlu lebih mempertimbangkan hubungan kekuasaan lokal dan interaksinya dengan strategi kebijakan pemerintah. “Ini juga sekaligus mengatasi kendala struktural dalam melibatkan para pemangku kepentingan,” pungkas Stia Budhi.(jejakrekam)