3 C
New York
Jumat, Desember 13, 2024

Buy now

Upaya Pemkot Atasi Keluhan Pedagang Terhadap E-commerce, Rencanakan Buat Platform Digital Khusus Pedagang Di Banjarmasin

KONDISI dari sepinya sektor penjualan konveksi di beberapa pasar Banjarmasin, seperti di Pasar Baru hingga Pasar Sudimampir memang tengah dihadapi pedagang beberapa tahun belakanganan.

MENURUNNYA transaksi dimulai dari masa pembatasan covid, diperparah lagi dengan maraknya layanan e-commerce lebih dipilih masyarakat, menjadi latar belakang.

Kepala Disperdagin Banjarmasin, Ichrom Muftezar pun menerangkan, turunnya daya beli di pasar tradisional ini salah satu yang melatar belakanginya adalah perubahan kebiasaan berbelanja dari masyarakat.

Dari yang dulunya masyarakat untuk berbelanja harus datang langsung ke toko. Sekarang karena ada kemudahan bisa membeli lewat e-commerce atau online, banyak akhirnya yang beralih kesana.

BACA: Daya Beli Masyarakat Membaik, Pasar Konveksi di Banjarmasin Mulai Menggeliat

Yang mana perubahan kebiasaan ini tak hanya terjadi di Banjarmasin saja, namun seluruh Indonesia.

Oleh karena itu, dirinya pun meminta kepada para pedagang bisa beradaptasi akan perubahan. Ini agar pedagang tetap bisa bertahan di tengah gempuran kemudahan berbelanja online.

“Jangan bertahan dengan pola perdagangan konvensional, ikuti tren saat ini. Baik itu melalui platform yang sudah ada atau melalui media sosial sendiri,” ujar Tezar saat dihubungi, Senin (11/11/2024).

“Sebab hal demikian tidak hanya terjadi di Banjarmasin, tapi dampaknya juga dirasakan dalam skala nasional,” tambahnya.

Kemudian terkait upaya dari pemerintah sendiri untuk membantu para pedagang, pihaknya tengah mendorong pembentukan Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Pasar, agar pedagang konvensional bisa bersaing dengan e-commerce saat ini.

BACA JUGA: Kehadiran TikTok Shop Berani Banting Harga Ancam Pangsa Pasar Tradisional di Banjarmasin?

Yang mana saat ini, tengah dalam proses seleksi untuk direksi dan dewan pengawas dari Perumda Pasar. “Mudah-mudahan bisa segera direalisasikan, sehingga pengelolaan pasar baik dari fisik pasarnya maupun pedagangnya bisa lebih baik,” jelasnya.

Karena mungkin kedepannya, dengan adanya Perumda Pasar ini mereka bisa membuat e-commerce sendiri dengan anggotanya adalah para pedagang yang ada di pasar-pasar Banjarmasin.

“Saat ini Disperdagin tidak bisa membuat e-commerce sendiri, mudahan nanti Perumda Pasar bisa jeli melihat peluang ini, dengan membuat platform digital sendiri,” ungkapnya.

Memang hal demikian perlu sosialisasi yang masif, agar masyarakat bisa mengetahui secara luas. Namun, apabila ini bisa terealisasikan Tezar yakin itu bisa meningkatkan kepercayaan pelanggan untuk berbelanja di sana.

“Sebab toko-tokonya ada semua di Banjarmasin. Serta ini bisa membuka lapangan usaha baru, dengan memberdayakan ojek pengkolan untuk mengantar barang pada pembeli,” ujarnya.

BACA JUGA: Impor Pakaian Bekas Dilarang, Apa Dampaknya bagi Pedagang Konveksi di Banjarmasin?

Selain itu, dalam waktu dekat pihaknya juga akan mengupayakan perbaikan dan peremajaan di sejumlah pasar yang ada d Banjarmasin.

Hal ini diharapkannya bisa menambah kenyamanan dari masyarakat ketika ingin berbelanja langsung. “Yang pasti akan kita buat pasar itu tidak kumuh, bocor, maupun becek,” tuturnya.

Lebih lanjut, terkait dengan keluhan para pedagang yang mempersoalkan pembayaran retribusi ditengah kondisi penjualan yang rendah seperti sekarang. Tezar menerangkan pihaknya hanya melaksanakan sesuai aturan yang berlaku.

“Kita sudah laksanakan sesuai SOP, kedepan akan kita pelajari lagi karena yg tertunggak itu kebanyakan sudah lama bukan hanya beberapa bulan saja,” tandasnya.(jejakrekam)

Sourcefery

Related Articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Stay Connected

0FansSuka
0PengikutMengikuti
22,100PelangganBerlangganan
- Advertisement -spot_img

Latest Articles