Penulis Politikus Golkar
PENAMPAKAN Kota Banjarmasin akhir akhir ini semakin meriah saja. Berbagai spanduk calon Walikota dan Wakilnya bertebaran di seantero kota. Macam macam gaya penampilan mereka. Ada yang tampil serius dan formal dengan kopiah hitamnya. Ada yang memamerkan gaya anak muda dengan kostum Power Rangersnya. Ada pula yang menggunakan kartun olahan model artificial intelligent (AI) yang memang sedang trend digunakan dalam kampanye di Pilkada.
MODEL kampanye yang disebut terakhir ini digunakan oleh pasangan Arifin Noor (Wakil Walikota-incument) berpasangan dengan Muhammad Supian Akbari seorang pengusaha muda. Pasangan nomor urut 1 mengusung jargon “AA Baik” dengan menggunakan diksi “Berkelanjutan” sebagai ciri khas jualannya.
Selain jargon tersebut, pasangan Arifin-Akbari juga mempunyai ciri khas tersendiri yang tidak dimiliki oleh pasangan lainnya. Gaya komunikasi pasangan ini menampilkan citra sentimental yang membuat orang tersentuh hatinya.
Dalam banyak kesempatan ketika sedang berkampanye, Arifin yang sekarang berumur 64 tahun itu mudah terharu ketika bertemu dengan massa yang ditemuinya. Matanya bisa berkaca kaca manakala mendengarkan kesulitan atau kesedihan yang dirasakan oleh warganya.
Apakah semua ini hanya merupakan cara untuk menarik simpati calon pemilihnya? Atau natural sebagai bagian dari sikap seorang pemimpin yang hendak menghayati kesulitan yang dirasakan oleh rakyatnya?
Paket Komplit
Rasa terharu, merasa cepat iba jika melihat penderitaan orang lain merupakan cerminan dari kepedulian kepada sesama. Jika itu seorang pemimpin maka maka ia menjadi cerminan dari kepeduliannya pada rakyat yang dipimpinnya. Inilah gambaran dari seorang pemimpin
yang mempunyai empati dalam kepemimpinannya. Karena bisa jadi ia memang telah merasakan apa yang dirasakan oleh rakyatnya.
Di usianya yang sudah sangat matang 64 tahun, Arifin adalah sosok seorang Bapak sekaligus pemimpin yang begitu tinggi kadar empatinya. Ia begitu rajin menengok warganya yang sedang kesusahan untuk sekadar menghibur atau meringankan beban hidupnya. Sebagai contoh Arifin mengunjungi nenek Salasiah warga Kelurahan Pekapuran Raya. Dalam kunjungan tersebut Arifin terharu melihat nenek Salasiah yang cukup memprihatinkan kondisinya.
Selain dalam kondisi fisik yang tak bugar rumahnyapun tidak layak untuk ditempatinya. Karena memiliki atap yang bocor, lantai yang berlubang serta pondasi yang reot hampir roboh tiang penyangganya. “Ini kami coba untuk membantu nenek Salasiah, paling tidak memberi rumah sewaan yang layak,” ujar Arifin usai mengunjungi nenek Salasiah, Sabtu (6/4/2024).
Arifin juga mengunjungi Jamiah, warga Pengambangan, di Kecamatan Banjarmasin Timur,yang sedang terkena musibah karena sakit yang dideritanya.
Jamiah, menyambut hangat kehadiran Calon Wali Kota Banjarmasin nomor urut 1 ini. Petahana Wakil Wali Kota Banjarmasin ini memang dikenal memiliki jiwa sosial tinggi, di tengah kesibukan jadwal kempanye dia sempatkan menjenguk warga yang sedang mengalami kesusahan.“Mudahmudahan sukses dan berhasil terpilih,” kata Jamiah sembari berkaca-kaca matanya.
Jiwa empati yang dimiliki oleh sosok Arifin merupakan soft skill yang paling penting untuk dimiliki oleh seorang pemimpin di jenjang kepemimpinan manapun posisinya. Pasalnya, pemimpin yang memiliki empati akan mampu menyadari dan merasakan apa yang dialami oleh orang yang dipimpinnya.
Pemimpin yang memiliki tingkat empati tinggi akan cenderung lebih mudah memahami situasi dari sudut pandang yang beragam untuk keputusan tepat yang akan diambilnya.
Fenomena ini terjadi bukan hanya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara tetapi juga dilingkungan dunia usaha.
Menurut sebuah riset berjudul Workplace Empathy Study, 90 persen karyawan percaya empati sangat vital dimiliki oleh atasan yang menjadi pimpinannya. Dalam Journal of Wharton School University of Pennsylvania, Jeff Weiner, mantan CEO LinkedIn memformulasikan compassion sebagai empati dan tindakan nyata. Compassion berarti bagaimana seorang
pemimpin mengambil tindakan berdasarkan perasaan dan empatinya.
Compassionate leader memiliki karakteristik utama sebagai pemimpin yang suportif, inklusif, bijaksana, jujur, dan fokus berkontribusi memberikan yang terbaik untuk orang di sekitarnya. Selain itu, gaya kepemimpinan ini juga memiliki dampak yang positif untuk inovasi dan keterlibatan orang orang disekitarnya.
Empati dapat membuat orang terpacu untuk menciptakan inovasi untuk kepentingan orang banyak pada umumnya. Empati akan memunculkan gagasan untuk membantu menyelesaikan masalah di masyarakat yang menjadi tanggungjawabnya.
Gagasan tersebut kemudian direalisasikan dengan sebuah tindakan nyata. Ketika compassionate leader memimpin, mereka akan memberikan dorongan kepada masyarakat yang dipimpinnya untuk melakukan inovasi dan bergerak bersama.
Kiranya jelas, empati seorang pemimpin sangat penting untuk membangun kepercayaan rakyatnya. Pemimpin cenderung efektif mengelola hubungan kerja bila mereka bisa memahami orang lain, mampu mengendalikan emosi, dan berempati terhadap bawahannya.
Selain sebagai pemimpin yang mempunyai empati tinggi kepada warganya, sosok Arifin juga memiliki modal dasar sebagai seorang pemimpin birokrat yang menapaki kariernya melalui jenjang pemerintahan dari bawah.
Sebelum terjun ke dunia politik, H Arifin Noor tercatat sebagai seorang PNS di lingkup Pemprov Kalsel, Pemkab Tabalong dan Pemko Banjarmasin. Berkat kerja keras, ketekunan dan pengabdiannya, Arifin berhasil dipercaya menduduki posisi posisi penting di pemerintahan seperti Kepala Dinas Perumahan dan Permukiman Provinsi Kalsel, Kepala Dinas Cipta Karya
dan Pemprasda, Dinas Bina Marga dan Pengairan Kabupaten Tabalong dan sebagainya.
Kariernya di dunia birokrasi ditutupnya sebagai Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Banjarmasin pada 2020.Setelah pensiun menjadi PNS, H Arifin Noor ikut bertarung di Pilkada Banjarmasin 2020 mendampingi H Ibnu Sina dan kemudian dilantik pada 23 Juni 2021.
Pengalaman sangat panjang didunia birokrasi tentu menjadi modal dasar yang sangat berharga bagi Arifin untuk terjun di dunia politik menjadi calon pemimpin Kepala Daerah, sebagai Walikota.
Dengan sendirinya, sosok Arifin bukan pemimpin yang lahir secara instan melainkan pemimpin yang sudah banyak makan asam garam sehingga kualitas dan kapasitasnya tidak bisa diragukan lagi tentunya.
Sebagai pemimpin yang memiliki pengalaman panjang di dunia birokrasi, tentu Arifin sangat paham betul tata pemerintahan sehingga ia bisa memastikan struktur pemeritahan yang akan dipimpinnya mengikuti aturan yang telah ditetapkan. Karena sebagai seorang pemimpin birokrat, ia akan menerapkan gaya manajemen yang mengikuti struktur hierarki dan rantai
komando yang jelas.
Tipe kepemimpinan seorang birokrat memang terkesan kaku, patuh pada peraturan atau norma, namun cermat, berdisiplin dan keras. Sisi positif dari pola kepemimpinan seperti ini bisa menjadi menopang upaya pencapaian visi misi dan program yang telah ditetapkan bersama.
Untuk diketahui, pasangan Arifin Noor-M Supian Akbari, mengusung Visi
Banjarmasin BAIMAN dan Berkelanjutan, dengan membawa 5 Misi Baik, 6 Jalan Baik, dan 7 Ikhtiar Baik.
Hal ini merupakan langkah atau ikhtiar untuk mewujudkan Banjarmasin sebagai Kota Sungai dan Gerbang Logistik Kalimantan yang Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan.
Program unggul keberlanjutan ini termasuk dalam proses perencanaan yang baik untuk pembangunan kota. Perencanaan yang baik pasti akan memperhatikan aspek sustainable atau keberlanjutan. Program AA Baik selaras dengan Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Nasional, RPJP Provinsi dan RPJP Kota. Selain itu Kota Banjarmasin sebagai salah
satu dari 9 kota besar di Kalimantan diharapkan mampu menjadi gerbang logistik penyokong Ibu Kota Nusantara.
Pengalaman panjang di dunia birokrasi yang pernah dilakoni oleh sosok Arifin semakin lengkap dengan kapasitasnya sebagai seorang intelektual dengan bergelar Doktor yang berhasil diraihnya.Sehingga selain sebagai pemimpin yang berwatak birokratis, Arifin juga mempunyai modal sebagai pemimpin teknokratif yang sangat kental sentuhan intelektualnya.
Pemimpin yang sekaligus menjadi teknokrat diyakini akan mampu membawa kemajuan karena pemahamannya terhadap isu-isu yang mendalam serta pemikiran yang sangat kristis yang berkaitan dengan keahlian yang dimilikinya.
Seorang teknokrat dapat membawa perubahan untuk memajukan ekonomi, infrastruktur, kesehatan dan lainnya. Dapat dilihat dengan kemajuan suatu negara dengan laju pembangunan yang tinggi oleh seorang pemimpin teknokrat. Dalam teknokrasi, pada pengambil keputusan akan dipilih berdasarkan seberapa jauh mereka menguasai bidangnya.
Seorang pemimpin teknokrat akan berusaha membawa kemajuan pada negara dengan keahlian yang dimilikinya, seperti hal nya pada presiden ke 3 kita yaitu, BJ Habibie seorang pembuat pesawat yang membawa kemajuan teknologi dan sains. Menumbuhkan rasa kemajuan pada negara untuk merubah cara berpikir masyarakat untuk memajuan Indonesia.
Pembangunan yang teknokratik menempatkan pemerintahan sebagai pihak yang secara mutlak berwenang untuk merencanakan dan melaksanakan pembangunan untuk kepentingan publik berdasarkan pertimbangan-pertimbangan teknis pemerintah. Teknokrasi pemerintahan yang menekankan pentingnya prinsip-prinsip teknologi, efisiensi, kuantifikasi, produktivitas, perencanaan, dan penggunaan kiat yang tepat untuk mencapai tujuan yang disepakati bersama.
Sebagai wujud jiwa teknokrat seorang Arifin dan pasangannya, bertekad untuk mewujudkan visi dan misinya untuk Banjarmasin BAIMAN dan Berkelanjutan, antara lain dengan segera menghadirkan “Banjarmasin Baru”, sebuah kawasan modern yang diharapkan mampu menjadi titik pertumbuhan ekonomi baru dan solusi kemacetan.
Salah satu gagasan andalan mereka berdua yang ditawarkan paslon berjargon “AA Baik” itu adalah pembangunan “Banjarmasin Outer Ringroad (BORR)” yang akan menghubungkan Jalan Pramuka dengan kawasan Sungai Gampa, guna mengurai kemacetan di Jalan Veteran, P Hidayatullah, dan kawasan Sungai Andai di Kecamatan Banjarmasin Utara.
Selain itu, bagi paslon nomor urut 1 ini, harapannya Banjarmasin Baru juga akan menjadi pusat kegiatan olahraga dengan fasilitas bagi berbagai cabang olahraga seperti stadiun sepak bola, olah roga panjat tebing, skate board, Tenis, Voli, Pencak Silat, Karate, Basket, Badminton
dan lain-lain sehingga dapat menyalurkan bakat dan mengasah prestasi olahraga generasi muda.
Program tersebut, direncanakan akan dilaksanakan melalui kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU), dengan desain ramah lingkungan dan konsep “Green Building” untuk seluruh fasilitas.
Selain itu, kawasan Banjarmasin Baru berkonsep “Transit Oriented Development” yang mengedepankan integrasi kawasan dengan sistem transportasi yang memadai dan dilengkapi fasilitas gedung parker dan fasilitas lainnya Kawasan Banjarmasin Baru memiliki prinsip “sponge area”, dengan perbandingan kawasan terbangun dan tak terbangun yaitu 60:40, sehingga akan banyak ruang terbuka yang mudah meresapkan air tanah dan penanaman kawasan hijau yang sangat penting untuk menambah kesejukan warga kota.
Pasangan Arifin dan Akbari juga mempunyai gagasan untuk menjadikan Kelurahan di Banjarmasin menjadi Kelurahan yang mendiri. Artinya Kelurahan akan diberikan kewenangan khusus serta akan mendapatkan anggaran sebesar Rp 1 miliar/tahunnya.
Aparat di masing masing Kelurahan akan diberikan kewenangan untuk mengelola anggaran tersebut, namun peruntukannya lebih diprioritaskan untuk pelayanan kepada warga, seperti layanan kesehatan, infrastruktur maupun pelayanan publik lainnya.Semua ini dilakukan sebagai bagian dari upaya untuk mempercepat pembangunan dan peningkatan kesejahteraan
masyarakat Banjarmasin nantinya.
Pemimpin Yang Dinanti
Dengan perpaduan yang komplit sebagai seorang birokrat sekaligus teknokrat tentunya akan menjadikan harapann baru bagi perkembangan Banjarmasin ke depannya. Apalagi kota ini dikenal sebagai
kawasan yang kompleks dengan segenap julukan yang melekat padanya.
Sebagai kota tua yang telah 498 tahun usianya. Kota seribu sungai, kota perdagangan dan kota jasa. Kota yang sangat religius karena disetiap kampung hampir dipastikan ada masjid dan musholanya.
Kompleksitas Banjarmasin yang sering juga dijuluki sebagai “kampung besar” karena kepadatan penduduknya dan relative kecil wilayahnya, membutuhkan sentuhan pemimpin yang benar benar mumpuni dari sisi birokrasi dan teknokrasi. Agar ia bisa ditata dan dikembangkan dengan sentuhan intelektual yang mengiringinya.
Sosok Arifin kiranya menjadi tipikal pemimpin yang dirindukan untuk warga Banjarmasin saat ini untuk menjadikan warga kota yang maju berkembang dan sejahtera.
Perpaduan antara birokrat dan teknokrat ibaratnya pemimpin yang tahu aturan main tetapi sekaligus mempunyai gagasan cemerlang untuk mewujudkan gagasan dan ide idenya. Apalagi dengan tipikal kepemimpinan yang mempunyai empati tinggi terhadap warganya khususnya warga yang kurang beruntung hidupnya. Akan menjadikan Banjarmasin nanti berkembang dengan pembangunan yang kental sentuhan kemanusiaan dan tidak sekadar
mengejar target pembangunan atau kemajuan belaka.
Sebuah pembangunan yang manusiawi dengan manjadikan manusia sebagai obyek utamanya sehingga setiap warga bisa bersama sama menikmati pembangunan bukan sekadar kelompok atau pihak pihak tertentu saja. Itulah sebabnya gagasan pembangunan Banjarmasin baru misalnya mengedepankan perbandingan kawasan terbangun dan tak terbangun yaitu
60:40, sehingga akan banyak ruang terbuka. Konsep ini tentu dimaksudkan sebagai sarana agar setiap warga kota berhak untuk menikmatinya.
Selain itu patut juga diapresiasi kejelian Arifin Noor untuk memilih pasangannya seorang anak muda yang bernama Muhammad Supian Akbari. Karena ia merupakan pemuda dari kalangan milenial yang menjadi pionir. Akbari dikenal aktif di berbagai bidang yakni wirausaha, pendidikan, dan kegiatan sosial.
Zaman sudah semakin maju dimana pemuda sekarang berperan penting dalam
melakukan perubahan. Sehingga kehadiran sosok anak muda seperti Akbar bisa menjadi penarik generasi muda untuk menyalurkan segenap harapannya kepadanya.
Harap diingat pula bahwa KPU Banjarmasin telah menyebutkan penambahan 50 ribu pemilih pemula untuk Pilkada nantinya sehingga kehadiran Akbari bisa menjadi langkah untuk menarik minat kawula muda menjatuhkan pilihan kepadanya.
Kiranya warga Banjarmasin tidak usah merasa ragu atau bimbang untuk menjatuhkan pilihan kepada pasangan Arifin dan Akbari ini demi kemajuan kota ini kedepannya. Perpaduan sebagai seorang birokrat, teknokrat, empatinya sekaligus pendampingnya yang seorang anak muda, bisa menjadi pertimbangan rasional untuk warga kota menjatuhkan pilihan kepadanya. Semoga.(*)