3.3 C
New York
Selasa, Desember 3, 2024

Buy now

50 Kasus Stunting di Tabalong Jadi Sasaran Diseminasi AKS Siklus 2

SELURUH Camat dan perwakilan perusahaan di Kabupaten Tabalong, hadir dalam Diseminasi Audit Kasus Stunting siklus ke-2, pada Kamis (31/10/2024).

KEGIATAN yang dihadiri pula oleh Penjabat Sekda Tabalong, M Fitri Hernadi dan Koordinator Satgas Stunting Kalimantan Selatan Didi Ariady, diselenggarakan oleh Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Tabalong.

Plt Sekretaris DP3AP2KB Tabalong, Normaliani menyampaikan, permasalahan stunting salah satu bagian dari Double Burden Malnutrition (DBM). Dampaknya akan sangat merugikan, baik dari sisi kesehatan maupun dari sisi produktifitas ekonomi, yang akan berpengaruh dalam jangka pendek maupun jangka panjang.

BACA: Penjabat Sekda Tabalong Ajak Seluruh Stakeholder Hingga Masyarakat Bersinergi Atasi Stunting

“Dalam jangka pendek stunting terkait dengan perkembangan sel otak yang akhirnya akan menyebabkan tingkat kecerdasan menjadi tidak normal,” ucap Normaliani.

Menurutnya, kemampuan kognitif anak dalam jangka panjang akan lebih rendah dan akhirnya menurunkan produktifitas dan menghambat pertumbuhan ekonomi. Sehingga kegiatan kali ini bertujuan untuk menyampaikan rekomendasi sasaran yang menjadi prioritas untuk audit kasus stunting (AKS) Siklus 2.

“Semoga kegiatan ini terciptanya komitmen yang kuat pada lintas sektor dalam upaya percepatan penurunan stunting dan terjadi perbaikan pada kondisi sasaran prioritas sehingga tidak lagi berisiko stunting,” ujarnya.

BACA JUGA: Berperan Sebagai Ujung Tombak, TPK Hebat Diyakini Mampu Cegah Stunting Di Tabalong

Adapun untuk audit sasaran AKS siklus 2 ini, tersebar di 31 desa dan kelurahan pada 10 kecamatan di Tabalong, dengan 50 kasus stunting.

Disebutkan, upaya penurunan stunting di Tabalong saat ini terus menunjukkan hasil positif. Yakni, berdasarkan hasil Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Tahun 2023, prevalensi stunting tercatat sebesar 18,1 persen.

“Jadi ada penurunan sebesar 1,6 persen dari angka 19,7 persen pada Tahun 2022, menurut Survei Status Gizi Indonesia (SSGI),” tambahnya.(jejakrekam)

Related Articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Stay Connected

0FansSuka
0PengikutMengikuti
22,100PelangganBerlangganan
- Advertisement -spot_img

Latest Articles