KEPALA Dinas Kesehatan Kabupaten HSU, Mochammad Yandi Friyadi berupaya menurunkan stunting, dengan strategi Gasl Pul.
MENURUT Mochammad Yandi Friyadi, latar belakang Gas Pul stunting di Kabupaten Hulu Sungai Utara ini dilakukan, karena kuantitas dan kualitas kesehatan ibu, bayi dan balita masih rendah. Sehingga, angka kematian ibu, bayi dan balita masih tinggi .
Selain itu, masyarakat yang mengidap tuberculosis masih tinggi. Upaya perbaikan gizi, pemberdayaan di masyarakat melalui gerakan masyarakat hidup sehat pun juga masih rendah. Ditambah pula, masih banyaknya jamban-jamban apung di pinggiran sungai.
Mengatasi itu semua, Kepala Dinas Kesehatan HSU ini mengatakan, pihaknya berharap terobosan baru dalam penurunan stunting harus melibatkan masyarakat Kabupaten HSU. “Dengan keterlibatan masyarakat, maka penurunan stunting di Kabupaten HSU dapat dilakukan,” katanya, pada Rabu (9/10/2024.
BACA: Puncak Harjad HSU Ke-72, Gubernur Dorong Pembangunan Agar Terus Meningkat
Dijelaskannya, rancangan proyek dan strategi penurunan stunting di Kabupaten HSU, harus melalui Gerakan Masyarakat Peduli Stunting.
Ada lima kebijakkan yang akan dilakukan. Diantaranya, pemeriksaan kesehatan di tingkat kecamatan se-Kabupaten HSU dengan berbasis masyarakat.
Gerakan WC Sehat, bekerjasama dengan TNI yakni Kodim 1001/HSU-BLG dan Masyarakat Peduli Stunting. Sedekah protein hewani dari masyarakat, perusahaan dan aparatur sipil negara.
“Juga sungai harus bebas jamban apung. Peningkatan partisipasi masyarakat, melalui suami sayang ibu dan anak,” sebut dr Yandi.(jejakrekam)