PDWA 2024, Pemanfaatan Barang Bekas Dan Sosialisasi Sirkular Ekonomi
LIMA dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lambung Mangkurat (FEB ULM), menyelenggarakan sosialisasi kegiatan pengabdian melalui PDWA Tahun 2024.
PROGRAM Dosen Wajib Mengabdi (PDWA) yang dilaksanakan berjudul, ‘Pelatihan dan Pemanfaatan Barang bekas dan Sosialisasi tentang Sirkular Ekonomi Pada Masyarakat Perkotaan di PKK Meranti Banjarmasin’, yang dilaksanakan pada Sabtu (8/9/2024).
Kegiatan ini berfokus kepada istilah sirkular ekonomi. Mengingat dunia saat ini tengah mengalami kondisi krisis kesadaran ekologi, serta tentang pengaruh konsumerisme, yang menjadikan manusia di bumi melakukan aktivitas konsumsinya dengan semena-mena.
Terkait hal itu, tentu saja kemudian ditangkap sebagai suatu peluang bisnis oleh para produsen untuk meraup keuntungan yang maksimal. Kerusakan bumi pun tidak dapat dihindarkan, perubahan cuaca ekstrim baru-baru ini sering melanda kehidupan bumi akibat ketidakdisiplinan manusia dalam mengelola konsumsi. Konsep pembangunan yang selama ini ditawarkan belum sepenuhnya maksimal mengurangi yang perilaku tidak bertanggung jawab dari para konsumen maupun produsen.
BACA: PDWA 2024, Peningkatan Pendapatan Usaha Melalui Deversifikasi Produk Kerupuk
Kegiatan yang dilaksanakan oleh lima orang Dosen Tim Pengabdi Fakultas Ekonomi dan Bisnis, yakni Muzdalifah (Ketua), Ahmad Yunani, Syahrituah Siregar, Hidayatullah Muttaqin, dan Ryan Juminta Anward sebagai Anggota.
Muzdalifah selalu Ketua Tim PDWA menjelaskan, konsep ekonomi sirkular merupakan model yang bersifat melingkar melalui prinsip 3R (Reduction, Reuse dan Recycling) model ini didesign dari product, use, end of life. Dalam hal ini, hasil produksi atau sisa konsumsi yang tidak lagi memiliki nilai dalam ekonomi sirkular diubah menjadi produk yang bisa dimanfaatkan kembali.
Selain terdapat alasan ekonomis juga menjaga kelestarian dan keharmonisan ekosistem lingkungan, ujarnya
Masyarakat perkotaan yang dimanjakan dengan kemudahan untuk mendapatkan semua barang dan jasa, menjadikan perilaku yang bertentangan dengan hal tersebut menjadi semakin tidak terelakan, sehingga peranan akademisi untuk memberikan pemahaman tersebut kepada Masyarakat menjadi sangat penting terutama dalam rangka mengurangi kerusakan ekologi yang semakin signifikan akhir-akhir ini.
Kegiatan ini juga melibatkan mahasiswa yang nantinya akan menyambut estafet perilaku hidup baik di masa datang.
Bentuk riil dari sosialisasi ini adalah memberikan bukti sebagai bagian dari evidence base policy yang diwujudkan dalam bentuk pelatihan pemanfaatan barang bekas, dalam kesempatan ini membuat kerajinan tangan dalam menghias jilbab bekas, bermitra dengan salah seorang penggerak bidang ekonomi kreatif di Kota Banjarmasin yang memberikan pelatihan.
BACA JUGA: Program Dosen Wajib Mengabdi, Perkenalkan Instrumen Deteksi Dini Diabetes Melitus
Muzdalifah juga menyebutkan, bahan dasar dari pelatihan ini dibawa oleh masing-masing peserta yang mengikuti pelatihan. Yakni berupa jilbab yang tidak terpakai dari rumah masing-masing, sebagai bentuk perwujudan perilaku baik dalam menjaga kelestarian lingkungan yang mengacu kepada 3R (Reduction, Reuse dan Recycling) dan bagian dari melaksanakan sirkular ekonomi untuk menjaga kelangsungan hidup generasi di masa datang.
Kemudian ada 3 IKU, yang menjadi sasaran dalam kegiatan ini. Yaitu, IKU 1 Lulusan Mendapat Pekerjaan yang Layak dengan Indikator pencapaian IKU ini diukur dari semakin banyak alumni yang berhasil mendapat pekerjaan yang layak, atau mungkin menekuni wirausaha dan melanjutkan studi. sehingga pihak kampus diharapkan tidak hanya fokus dalam menyediakan kurikulum pendidikan yang memberikan ilmu pengetahuan. Tetapi juga membekali mahasiswanya dengan keterampilan yang punya nilai jual di dunia kerja atau di masyarakat. Supaya mereka tidak kesulitan mendapatkan pekerjaan.
Berikutnya, IKU 2 Mahasiswa Mendapat Pengalaman di Luar Kampus meliputi kegiatan magang kerja, riset, proyek desa, pertukaran pelajar, berwirausaha, dan juga lewat kegiatan mengajar. Melalui IKU ini diharapkan pihak kampus memberi fasilitas lebih kepada mahasiswa untuk mengembangkan diri. Tidak hanya pasif di kelas namun melakukan kegiatan pembelajaran dengan model variatif, dan mampu memberi bekal keterampilan yang mumpuni.
Sedangkan IKU 3, Dosen Berkegiatan di Luar Kampus aktivitas dosen tidak hanya di dalam kampus sendiri. Melainkan juga di luar kampus seperti mencari pengalaman dengan berhadapan langsung dengan Masyarakat dan dunia industri, dan juga mengajar di kampus lain.(jejakrekam)