Diskusi Interaktif Di Kopi Tradisi, Refleksi 79 Tahun Indonesia Merdeka, Banua Kita Mau Dibawa Kemana?

0

BANGSA yang besar adalah bangsa yang menghormati jasa pahlawannya. Ungkapan Presiden Soekarno ini mengajarkan kita sebagai generasi penerus bangsa harus bisa meneladani semangat dan nilai kepahlawanan pejuang bangsa.

79 Tahun Indonesia Nerdeka, setiap tahun pula rakyat Indonesia memperingatinya. Momentum memperingati hari ulang tahun kemerdekaan diharapkan dapat mereview kembali, bagaimana sejarah dan perjuangan para pahlawan untuk mencapai kemerdekaan.

Menjadi negara merdeka tentunya sangat diharapkan oleh seluruh bangsa Indonesia. Dengan label merdeka, negara kita akan diakui oleh seluruh dunia.

BACA: Mengupas Pergerakan Perempuan Dari Masa Ke Masa, Sebuah Diskusi Interaktif Di Kopi Tradisi

Menjadi negara merdeka dapat mengatur dan mencanangkan program serta membangun segala sektor. Seperti pada aspek kesehatan, pendidikan, sosial, budaya, ekonomi, politik, teknologi, keamanan maupun hubungan dengan negara lain dengan tujuan kesejahteraan rakyatnya.

“Berbicara merdeka tidak sebatas memperingatinya setiap tahun dengan berbagai perlombaan Agustusan. Namun perlu perenungan bersama, apakah kita sudah merdeka seutuhnya, dan Banua kita mau di bawa kemana?” ungkap Sukrowhardi.

Ini lah menjadi topik diskusi interaktif di Kopi Tradisi Jalan A Yani KM 5 Banjarmasin, Sabtu (17/8/2024) yang di pandu anggota DPRD Kota Banjarmasin ini.

Diskusi interaktif ini, menghadirkan Berry Nahdian Furqon, Uhaib, Mansyur, Tasriq Usman, Siti Maulina Hairini, Winardi Setiono, Fhaturrahman, Dino Sirajudin, Norhalis Masjid, serta dihibur gitaris tunggal Tomy – Iwan Falsnya Banjarmasin.

“Bagaimana pun kita tetap merayakan hari kemerdekaan RI, walaupun berbicara kemerdekaan fakta sejarah mengatakan, proklamasi disampaikan sebagai bentuk bahwa negara kita sudah keluar dari penjajahan,” ungkap Berry Nahdian Furqon.

“Tapi tentu masih banyak Pekerjaan Rumah (PR) belum selesai bahkan mungkin mengalami kemunduran saat ini,” ujarnya.

Mantan Wakil Bupati HST ini bahkan menyebut, bagaimana dalam konteks kekinian dan sejauh mana makna merdeka itu bagi Banua.

Dengan tegas Berry mengatakan, politik saat ini kotor. “Sebab kalau orang tidak ikut dalam menstrem yang ada ini maka itu dikatakan naif, dibilang bodoh, tapi kita tidak boleh juga larut dalam kondisi seperti itu,” ujarnya.

“Saat ini kita harus bisa menerobos menstrem politik yang kotor dengan cara dan prinsip nilai nilai untuk memperjuangkan keadilan, kejujuran, memperjuangkan kaum miskin dan lain-lain,” katanya.

“Itu tidak bisa di disuarakan atau hanya digaungkan dalam narasi, itu harus didorong sebuah keteladanan. Nah ini yang berat, karena dalam konteks kekinian memaknai kemerdekaan, bagiamana kita menjalankan memerangi kebodohan, memberikan contoh keteladanan, tapi untuk kesana berat sekali ditengah menstrem politik dan situasi kepemimpinan saat ini yang saling jegal, saling manipulatif, saling ambil kuasa yang cuma hanya untuk kepentingan kelompok,” beber Berry.

BACA JUGA: Respon Sindiran Prabowo Jadi Bahan Diskusi Di Tradisi Kopi Banjarmasin

Hari Kemerdekaan ke-79 Tahun 2024 ini diperingati di dua tempat, Istana Negara di Jakarta dan di Ibukota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur. “Kita bangga sebagai orang Kalimantan Selatan, IKN berada di pulau Borneo, Kalimantan Timur,” ujar politisi Tasriq Usman.

Dengan adanya IKN itu, tentu untuk memperbaiki perekonomian masyarakat Kalimantan pada khususnya termasuk di Kalimantan Selatan. “Tetapi saya melihat, masih ada atau fenomena pejabat-pejabat tidak terlepas dari pencitraan yang tidak sesuai dengan perkembangan zaman,” ucapnya.

“Sebagian contoh pemaksaan kemerdekaan yang dilaksanakan di IKN itu memang kita inginkan, tetapi belum mencapai situasi yang membahagiakan, sementara anak-anak kita di pedesaan berangkat ke sekolah menyeberang sungai masih pakai tali, sehingga ini tidak adil dalam pemerataan pembangunan,” ujarnya.

Mantan Politisi Partai Golkar ini juga menyoroti, terkait dana bagi hasil buat Kalsel yang bersumber dari APBN, ini saya melihat belum stabil , padahal kita menghasilkan sumber daya alam yang berlimpah yang menyumbangkan devisa negara.

“Nah, ini perlu ada kepiawaian dan keberanian dari teman kita yang duduk DPR-RI khususnya yang masuk badan anggaran (Banggar) memperjuangkan baik itu dana DAU maupun DAK agar bisa masuk banyak ke Kalsel,” ungkapnya.

“Kita hanya bisa berharap kepada teman-teman kita yang duduk di DPR RI, sebab selama Presiden Joko Widodo ini tidak ada orang Kalsel yang jadi menteri, padahal presiden sebelumnya dari Soekarno sampai Susilo Bambang Yudoyono (SBY) selalu ada orang Kalsel,” keluhnya.

BACA LAGI: Mencari Pemimpin Seperti Muhammad Arsyad Al-Banjari Dan Pangeran Antasari, Para Politikus Dan Akademisi Gelar Diskusi

Seorang pegiat musik dan mantan birokrat, Dino Sirajudin mengatakan, pemimpin saat ini tidak memahami konsep leadership. Sehingga pemimpin itu tugasnya sering disalahgunakan dan cuma hanya kepentingan kelompoknya saja.

“Padahal kalau seorang pemimpin itu mengerti konsep leadership, rakyatnya miskin saja mestinya dia malu, tapi sekarang yang dipikirkan pemimpin cuma hanya kepentingan keluarga, berapa banyak memiliki rumah, berapa banyak sudah tabungannya,” ujar Dino menyindir.

“Calon kepala negara dan kepala daerah saat ini kita melihat selalu melakukan pencitraan, karena mereka memanfaatkan program program yang populis, mereka tidak akan memperbaiki sistim. Ini perlu yang kita perbaiki sekarang,” ujar akademisi Fisip ULM, Siti Maulina Hairini menimpali.

“Negara ini tidak jauh beda dengan teater, sebab hanya pertunjukan saja untuk memuluskan ambisi orang berkuasa ,sehingga siapa yang jadi sutradara, siapa yang mau tampil,” ucapnya.

“Selain sebagai negara teater, lalu hampir semua kepala daerah periode pertama bagus dan periode kedua ambruk, mestinya ditunjukkan pada periode kedua. Ini yang menjadi persoalan dan kita kehilangan kekuatan mengawasi periode kedua, maka ini menjadi permasalahan semua tingkatan baik nasional dan daerah,” ungkapnya.(jejakrekam)

Penulis Asyikin
Editor Ahmad Riyadi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.