Inflasi Kalsel Stabil Dan Terkendali Jelang Idul Adha 1445 H
GUBERNUR Kalimantan Selatan, H Sahbirin Noor melalui Staf Ahli Bidang Ekonomi dan Pembangunan, Agus Dyan Nur mengikuti Rapat Koordinasi (Rakor) Pengendalian Inflasi dan Penanggulangan Kasus TBC, Senin (10/6/2024).
RAKOR yang dipimpin oleh Mendagri RI Tito Karnavian, yang diikuti oleh Pemprov Kalsel secara virtual di Command Center Kantor Gubernur Kalsel, Banjarbaru, disampaikan kondisi inflasi per 1 Juni masih stabil dan terkendali dengan baik.
Agus Dyan Nur menyebut, persentase Kalsel masih di bawah nasional dengan angka 28,4 persen dan Kalsel masih berada 26,3 persen. “Per minggunya, kita masih mengalami deflasi 1,37 persen. Jadi kondisi Kalsel masih stabil, tetapi minggu depan kita menghadapi lebaran Idul Adha,” ungkapnya.
BACA: Rakor TPID Se-Kalsel , Gubernur Sahbirin Noor Sebut BUMD Turut Berperan Dalam Pengendalian Inflasi
Agus mendorong seluruh daerah di Kalsel agar menjaga stabilitas pangan seperti beras, bawang dan sebagainya.
Hal yang disampaikan Agus senada dengan Mendagri Tito Karnavian yang mewanti-wanti kepada kepala daerah se-Indonesia untuk mewaspadai sejumlah komoditi menjelang Idul Adha 1445 H. Yakni seperti cabe merah, cabe rawit, ayam ras dan bawang merah.
“Berhati-hati kita pada bulan akan datang. Ingat saat rapat dengan Menteri Pertanian (Mentan) RI pada Jumat lalu, bulan mendatang, kemungkinan kemaraunya datang lebih cepat,” ujarnya mengingatkan.
Tito menyebut, bahwa lumbung padi mulai mengering perlahan karena cuaca ekstrem yang suhunya cukup panas. “Idul Adha akan menaikkan kebutuhan, tetapi di sisi lain seperti daging sapi berlebihan dan kecukupan. Intinya, kita melihat daerah masing-masing untuk mengetahui kondisi inflasinya itu,” ucapnya.
BACA JUGA: Rakor Pengendalian Inflasi, Gubernur Kalsel: Kunci Utama Jaga Stabilitas Pangan
Dalam rakor yang sama, disampaikan bahwa Indonesia sebagai negara kedua dengan jumlah kasus baru TBC tertinggi di dunia setelah India, dengan estimasi kasusnya sebesar 1.060.000 penduduk.
Sementara, angka kematian berjumlah 134.000 jiwa. Urutan selanjutnya, yaitu China, Pilipina, Pakistan, Nigeria, Bangladesh, Congo, Afrika Selatan dan Myanmar.
Berdasarkan data Menkes RI, 35.006 kontak serumah menerima Terapi Pencegahan Tuberkulosis (TPT) Tahun 2023 (2,6 persen) dan untuk program itu targetnya 50 persen. Selain itu terkait inflasi, pemerintah pusat juga terus melakukan Gerakan Pangan Murah (GPM) untuk ketersediaan dan stabilisasi pangan per 9 Juni 2024 sebanyak 5.054 kali GPM untuk 37 provinsi dan 435 kab/kota se-Indonesia.
Mendagri Tito Karnavian dalam rapat itu, ingin sinergitas antara Menko PMK dan Kemenkes RI dapat berkolaborasi untuk penanganan kasus TBC.
BACA JUGA: Program CDR Tuberculosis Di Kalsel Masih Kurang
Dalam sesi itu, materi tentang Kick Off Rapat Koordinasi Penanggulangan Tuberkulosis (TBC) oleh Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy.
Sejak hari ini, mendorong pembentukan Tim Percepatan Penanggulangan TBC (TP2TB) sesuai Perpres Nomor 67 Tahun 2021 dalam mendukung penanggulangan TBC di Indonesia bersama Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin membahas rencana tersebut.
Menyikapi soal TBC, Staf Ahli Bidang Ekonomi dan Pembangunan Kalsel, Agus Dyan Nur mengatakan akan melakukan rapat koordinasi dengan dinas terkait.
“Dari hasil rapat tadi kita disarankan untuk membentuk TP2TP di daerah. Dan kita laporkan ke Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Kalsel beserta turunannya,” tutupnya.(jejakrekam)