Perang ‘Bintang’ 5 Kursi DPR Bakal Tersaji Dapil ‘Neraka’ Kalsel 2, Pengamat Ungkap Ada Relasi Kuasa
LAGA perebutan 5 kursi DPR RI di daerah pemilihan (dapil) Kalimantan Selatan 2 bertabur bintang. Dalam bursa bakal calon legislatif (caleg) ada dua mantan Kapolda Kalsel turut bertarung.
DAPIL Kalsel 2 atau daerah pesisir selama ini dikenal sebagai ‘dapil neraka’, karena merupakan lumbung suara terbesar serta daerah yang kaya dengan sumber daya alam (SDA), terutama tambang batubara.
Terbesar ceruk pemilih di dapil Kalsel 2 adalah Banjarmasin dengan 485.062 pemilih. Disusul Kabupaten Tanah Bumbu (Tanbu) 238.792 pemilih, Kotabaru dengan 234.824 pemilih, Tanah Laut (Tala) tercatat 258.835 pemilih dan Banjarbaru terkecil hanya 190.609 pemilih. Hampir separuh pemilih Kalsel yang mencapai 3.025.220 berada di zona pesisir ini.
Pertarungan memperebutkan 5 kursi DPR RI di dapil ‘neraka” ini makin diramaikan dengan hadirnya dua mantan Kapolda Kalsel. Yakni, Irjen Pol (Purn) Machfud Arifin yang diusung Partai Nasional Demokrat yang menjabat sebagai Kapolda Kalsel periode 9 September 2013-5 Juni 2015.
BACA : Tokoh Alumni KPU se-Kalsel Warning Kekuatan Oligarki Sudah Rambah Penyelenggara Pemilu
Sementara, ‘juniornya’ didapuk Partai Golkar adalah Irjen Pol (Purn) Rikwanto menjabat Kapolda Kalsel periode 6 November 2020-14 Oktober 2022. Dalam daftar calon sementara (DCS) dapil Kalsel 2 berdasar laman infopemilu.kpu.go.id, Machfud Arifin berada di nomor urut 1 diusung Partai NasDem berdomisili di Jakarta Selatan.
Menariknya, di bawah sang mantan jenderal bintang dua ini justru NasDem memasang mantan Dandim 1022/Tanah Bumbu, Letkol (Purn) Cpn Rahmat Trianto. Dalam pencalonannya, Rikwanto beralamat di Karanganyar Jawa Tengah ini ditaruh di nomor urut 2 di bawah petahana anggota DPR RI dari Fraksi Golkar, Hasnuryadi Sulaiman.
BACA JUGA : Teater Kekuasaan dan Persekutuan Kaum Oligarki
Pengamat politik dan kebijakan FISIP Uniska MAB, Muhammad Uhaib As’ad menangkap hadirnya kehadirannya dua mantan Kapolda Kalsel dalam bursa bacaleg DPR RI di dapil Kalsel 2 sebuah fenomena politik baru di Banua.
Pengamat politik dan kebijakan publik FISIP Uniska MAB Banjarmasin, Muhammad Uhaib As’ad. (Foto Dokumentasi JR)
————
“Sebab, dalam kaca mata politik, walau kedua bekas jenderal bintang dua ini pernah jadi Kapolda Kalsel dalam periode berbeda, namun masyarakat Banua belum tentu akrab dan punya hubungan emosional di akar rumput,” ucap Uhaib As’ad kepada jejakrekam.com, Senin (11/9/2023).
Doktor lulusan Universitas Brawijaya Malang ini mengatakan masyarakat perlu diberi pemahaman dengan hadirnya dua jenderal dalam bursa calon wakil rakyat di Kalsel, khususnya di daerah pesisir.
BACA JUGA : Kalsel Terbanyak Kedua Kursi DPR Di Kalimantan, Ini Alokasi Kursi Dan Pembagian Dapil Di Pemilu 2024
“Saya yakin mereka ini hadir bukan berada dalam ruang hampa kekuasaan. Tentu punya sandaran kekuatan orang yang bisa membackup kedua eks jenderal ini. Dugaan saya jelas sang backup itu adalah oligarki dan bos lokal, apalagi yang dipilih merupakan dapil Kalsel 2 yang kaya dengan SDA, karenanya tidak berdiri sendiri,” papar Uhaib.
Akademisi FISIP Uniska MAB mengakui dalam teori politik tentu bagi seorang calon harus memiliki politik finansial dan modal sosial. Namun faktanya, menurut Uhaib, modal sosial bisa dikalahkan dengan modal finansial, belajar dari pengalaman Pemilu 2019 atau pemilu sebelumnya.
BACA JUGA : Bangun Kesadaran Politik, Uhaib Beber Kuatnya Cengkeraman Oligarki di Pesta Pilkada Kalsel
“Bayangkan saja, figure yang selama ini tidak begitu familiar di tengah masyarakat Kalsel bisa terpilih menjadi wakil rakyat di Senayan Jakarta. Ini membuktikan modal kapital atau finansial itu sangat berpengaruh,” tutur Uhaib.
Dalam kamus Uhaib justru dicurigai ada orang atau kekuatan yang meng-isrami’raj-kan atau memperjalankan dari kalangan bos-bos tambang batubara. Hal ini membuktikan makin cairnya dinamika politik di Kalsel dengan hadirnya dua mantan kapolda.
BACA JUGA : Bicara Di Forum Mahasiswa FISIP ULM, Uhaib As’ad Beber Fakta Carut Marut Tata Kelola SDA Kalsel
“Ini yang menjadi problemnya. Sebab, sudah menjadi rahasia umum jika relasi politik, ekonomi dan kuasa di Kalsel tidak lepas dari jaringan pengusaha tambang (batubara). Hal ini juga menjadi riset dari sejumlah peneliti baik lokal, nasional maupun internasional, karena orang di luar Kalsel bisa mencaleg di Banua,” tandas Uhaib.(jejakrekam)
Pencarian populer:https://jejakrekam com/2023/09/11/perang-bintang-5-kursi-dpr-bakal-tersaji-dapil-neraka-kalsel-2-pengamat-ungkap-ada-relasi-kuasa/